JAKARTA, KOMPAS.TV - Polda Sulawesi Utara (Sulut) membantah isu yang menyebutkan Kapolresta Manado Kombes Julianto P Sirait menerima uang setoran dari pengusaha tambang batu bara yang mempekerjakan anggota Satlantas Polresta Manado, Brigadir RAT.
Brigadir RAT ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam sebuah mobil Alphard di Jakarta Selatan pada Kamis (25/4) lalu. Polisi menduga polisi tersebut bunuh diri.
Menurut isu yang beredar, setoran Rp10 juta ke Kapolresta Manado tersebut untuk mempekerjakan Brigadir RAT sebagai pengawal di Jakarta.
"Kami tegas membantah tuduhan tersebut," kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Michael Irwan Thamsil, Selasa (30/4/2024).
"Tuduhan tersebut sudah diperiksa oleh Bidang Pengawasan Profesionalisme (Propam) dan tidak terbukti benar."
Michael pun mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara oleh Bidang Propam Polda Sulut, Brigadir RAT memang telah bekerja sebagai ajudan atau driver seorang pengusaha di Jakarta sejak akhir tahun 2021.
Namun, ia menyebut, Brigadir RAT tidak memiliki izin selama bertugas menjadi ajudan seorang pengusaha di Jakarta.
"Almarhum bekerja tanpa surat tugas atau surat ijin dari kesatuan atau pimpinannya," ujarnya, dikutip dari Tribunnews.com.
Baca Juga: Sebelum Tewas Bunuh Diri, Brigadir RAT Sempat Turunkan Wanita dan Anak Kecil dari Mobil Alphard
Selain itu, Michael berujar, Bidang Propam Polda Sulut juga masih mendalami soal ajakan terhadap RAT oleh seorang Polwan di Polresta Manado.
Brigadir RAT ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam sebuah mobil Alphard di Jakarta Selatan pada Kamis (25/4).
Polisi menemukan senjata api jenis HS berkaliber 9 milimeter miliknya di dalam mobil tersebut. Polisi menduga RAT bunuh diri.
Sumber : Kompas TV/Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.