Adisty mulai bergabung menjadi jurnalis di KompasTV sejak tahun 2015. Saat ini ia membawakan sejumlah program seperti, Kompas Pagi, Sapa Pagi Weekend, Kompas Siang, Indonesia Update, Update Korona, Rumah Pemilu, Kompas Dunia, dan Kilas Kompas. Salah satu pengalaman yang tidak pernah ia lupakan adalah saat ditugaskan untuk meliput di Lombok. Ketika itu ia hanya ditugaskan selama tiga hari, namun dikarenakan kondisi Gunung Agung meletus, ia diharuskan stay lebih lama untuk meliput peristiwa meletusnya Gunung Agung selama sepuluh hari.
Jurnalis yang biasa dipanggil Andre Sinaga ini bergabung bersama KompasTV di tahun 2011. Ia adalah lulusan Komunikasi Universitas Prof Dr. Moestopo, yang saat ini membawakan program Megapolitan Pagi, Sport Pagi dan Sport Malam. Pengalaman liputan di berbagai wilayah dengan tingkat kesulitan yangg berbeda dan menegangkan menjadi hal yang sudah biasa ia hadapi. Salah satunya saat liputan Gerhana Matahari Total / Total Solar Eclipse di Palu, tahun 2016.
Pria kelahiran Semarang ini memulai karirnya menjadi jurnalis sejak tahun 2009. Sarjana komunikasi ini pertama kali bergabung dengan KompasTV dimulai dari KompasTV Jawa Tengah pada 2011 lalu. Program yang dibawakannya adalah Kompas Update, Kilas Kompas, Kompas Pagi, Indonesia Update, Kompas Dunia, dan Gelar Perkara. Salah satu pengalaman paling berkesan di KompasTV ketika ia menjadi Field Produser di Brexit tahun 2016. Ketika itu terjadi kemacetan panjang di pintu keluar tol Brebes Timur. Selama sepuluh hari menyaksikan secara langsung dan menginformasikan fakta di lapangan.
Alumni London School of Public Relations ini memulai karir sebagai jurnalis di KompasTV pada tahun 2013. Selama di KompasTV, Audrey pernah membawakan sejumlah program yakni Kompas Pagi, Jakarta Hari Ini, Indonesia Update, Kompas Siang, Rumah Pemilu, Sapa Indonesia Pagi, dan Sapa Indonesia Siang. Banyak hal menarik yang ia dapatkan selama menjadi jurnalis, salah satunya ketika ia ditugaskan untuk meliput kecelakaan pesawat AirAsia, tanpa ada persiapan dan bekal apa-apa ia dan juru kamera diharuskan untuk berangkat saat itu juga. Motto hidupnya adalah bersyukur, berbuat baik dan berpikir positif.
Perempuan kelahiran Jakarta, 27 September 1981 ini sudah menggeluti bidang jurnalis sejak tahun 2004. Sempat istirahat dari bidang ini selama beberapa tahun, Cynthia kembali memulai karirnya sebagai jurnalis di tahun 2016 dengan bergabung bersama KompasTV. Sejumlah program yang ia bawakan adalah Kompas malam, Berita Utama, Opini, Ngopi, dan Kompas Dunia. Selama berkarya di KompasTV ia diajarkan bagaimana menjadi Jurnalis yang mampu membawakan berbagai jenis acara.
Perempuan asal Paris of Java ini sudah memulai karirnya sebagai jurnalis sejak tahun 2012. Alumni Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran ini sempat mendapat sebutan “Mbak Pororo”dari para netizen saat meliput demo BAWASLU pada 22 Mei 2019 lalu. Sederet pengalaman menarik telah ia dapatkan selama bekerja sebagai jurnalis di KompasTV, diantaranya ketika bertugas sebagai "Video Journalist" saat meliput Presiden meninjau daerah terdampak bencana Tsunami Banten 2018, mewawancarai Abraham Samad secara eksklusif di atas pesawat rute Jakarta-Makassar pada tahun 2015, hingga meliput tragedi bom Thamrin di tahun 2016 serta tragedi bom Surabaya tahun 2018 lalu.
Githa yang merupakan Sarjana Teknik Informatika ini sudah bergabung bersama KompasTV sejak tahun 2013. Program yang saat ini ia bawakan adalah Target dan Kompas Sport. Salah satu pengalaman yang paling mengesankan baginya adalah, ketika ia pernah dilempar air seni oleh pendemo, dan tersedak gas air mata pada saat melaporkan breaking news. Motto hidupnya adalah “Share kindness dan ceritalah, aku mendengarkan.”
Glenys Octania memulai karirnya di KompasTV pada tahun 2015. Sejak duduk di bangku sekolah menengah atas, Glenys sudah bercita-cita untuk menjadi wartawan. Banyak dipandang orang sebelah mata karena ia memiliki keturunan Cina, tak membuatnya pantang menyerah untuk bisa menjadi wartawan. Berbagai lomba di bidang jurnalistik juga sering ia ikuti sejak SMA, meskipun sering kalah dalam mengikuti perlombaan di bidang ini namun ia tak patah arang.
Pria kelahiran Sydney, Australia ini bergabung dengan KompasTV sejak Mei 2011. Alumni Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia ini mengawali karirnya di bidang jurnalistik pada tahun 2004. Saat ini ia membawakan program Kompas Dunia, dan Kompas Siang. Selama bekerja di KompasTV, Hardjuno sudah melalui banyak momen yang mengesankan. Membangun bersama secara konstruktif, dan mengawal sejumlah momen penting di Indonesia.
Ivo merupakan jurnalis lulusan D3 Manajemen Informatika. Ia memulai karirnya dengan menjadi penyiar radio pada 2001 – 2011. Bergabung di KompasTV pada 1 Juli 2019. Saat ini ia aktif membawakan program Kompas Dunia. Ia sangat menikmati pekerjaannya, terlebih saat melakukan liputan di lapangan dan mewawancarai orang yang mesti tidak terkenal namun hebat dan menginspirasi.
Jihan Novita bergabung bersama KompasTV sejak 2019, dan kini membawakan program Kompas Dunia, Kompas Update, Breaking News. Mengemban tanggung jawab pada program Kompas Dunia membuatnya menjadi lebih mengetahui dan memahami isu yang terjadi di Mancanegara. Selama bekerja di KompasTV ia juga menjadi banyak belajar untuk bisa bersikap cepat tanggap, tepat, dan akurat ketika tiba-tiba harus dihadapkan dengan Breaking News.
Wanita kelahiran Jakarta, 9 Desember 1989 ini sudah menjadi jurnalis sejak tahun 2019. Pada tahun 2012, Liviana memulai karirnya sebagai presenter di KompasTV. Selain menjadi jurnalis, ia juga sempat menjajal ajang Miss Indonesia 2009 yang kala itu mewakili Maluku Utara. Salah satu pengalaman yang tidak pernah ia lupakan selama menjadi jurnalis ialah ketika ia meliput kejadian bom Thamrin dan ia juga pernah di protes oleh nara sumber yang merupakan anggota DPRD.
Maydop bergabung dengan KompasTV sejak 2015. Program unggulan seperti, Kompas Pagi, Kompas Siang, dan Kompas Bisnis adalah program yang saat ini dibawakan oleh Maydop. Meliput kecelakaan pesawat HERCULES C 130 yang jatuh di Medan menjadi salah satu pengalaman yang tidak pernah ia lupakan. “I do my best, God do the rest” menjadi motto hidup wanita kelahiran Jakarta, 9 Juli ini.
Mercy merupakan Jurnalis lulusan IISIP Jakarta angkatan 2005. Ia memulai karir jurnalistiknya dengan menjadi freelancer di Kompas.com pada 2010. Tak lama begelut dengan platform media online, ibu satu orang putra bernama Cakrawala Samudra mencoba menjadi reporter di ANTV sejak 2010-April 2013. Bergabung di Kompas TV sejak Mei 2013. Saat ini aktif menjadi pembawa berita program Kilas Kompas dan produser program Berkas Kompas, program liputan mendalam dan investigasi.
Pria kelahiran Jakarta, 26 Agustus 1990 ini bergabung dengan KompasTV sejak Oktober 2018. Selama bekerja di KompasTV, Reza sudah membawakan sejumlah program diantaranya, Kompas Update, Kompas Siang, Sapa Pagi Akhir Pekan, Viral Banget, Sapa Indonesia Siang, dan Malam Pergantian Tahun 2020.
Jurnalis kelahiran Medan ini telah menekuni bidang jurnalistik selama lima tahun. Sederet pengalaman berkesan ia dapatkan selama menjadi jurnalis. Semua liputan, wawancara selalu memberikan pelajaran baru. Pertama, ketika ditugaskan untuk meliput acara Internasional langsung seperti WEF, IMF-World Bank Annual Meetings dan IORA. Dalam acara seperti ini, selain belajar memahami kondisi perekonomian juga berkesempatan wawancara langsung dengan para tokoh ekonomi berpengaruh.
Perempuan kelahiran Yogyakarta ini mengawali karirnya sebagai jurnalis pada tahun 1999. Sebelum bergabung dengan KompasTV di tahun 2014, Nina lebih dahulu bekerja di TVRI Yogyakarta. Alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini membawakan program Kompas Sepekan, dan menjadi Produser beberapa program diantaranya Kompas Malam, dan Program Spesial Calon Presiden & Wakil Presiden. Banyak hal yang berkesan baginya saat menjalani pekerjaannya di bidang jurnalistik, seperti; meliput tragedi Tsunami Aceh tahun 2004, pengalaman paling menegangkan saat menyusuri wilayah terisolir akibat Tsunami Aceh, yakni di Leupung. Meliput kontak senjata antara RI dan GAM. Ia sempat berada di tengah kontak senjata berlangsung. Selain itu ia juga pernah meliput gempa Yogyakarta.
Buku, bagi presenter Kompas TV Nitia Anisa, adalah sahabatnya sejak kecil. Ketika harus memilih dunia jurnalistik atau musik, Nitia akhirnya memilih dunia jurnalistik. "Untuk bermusik, tak perlu karier. Tapi terjun di dunia jurnalistik, saya harus menekuninya di jalur yang benar," katanya.
Jurnalis kelahiran Bandung ini memulai karirnya di KompasTV pada Januari 2013. Saat ini ia membawakan program Kompas Siang, dan Kompas Petang. Pengalaman mengesankan baginya adalah saat meliput Skandal Rekening Gendut oknum Polisi di Sorong, Papua Barat secara eksklusif. Serta, saat ia ditugaskan berangkat ke Russia untuk meliput pesta Sepak Bola Terakbar di Dunia, World Cup 2018.
Alumni Sastra Universitas Pasundan Bandung ini mulai menggeluti profesinya sebagai jurnalis pada tahun 2009. Dimulai dari menjadi presenter berita bahasa sunda di STV Bandung. Di tahun 2011, ia mulai bergabung bersama KompasTV Biro Jawa Barat, hingga akhirnya di tahun 2015 ia bertugas di KompasTV Jakarta. Saat ini ia membawakan sejumlah program seperti Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Bisnis, Kompas Sahur, dan Kompas Petang.
Rheabela memulai karirnya menjadi jurnalis sejak tahun 2014. Wanita asal Bangka Belitung ini memiliki motto hidup “Dream High, Jump Higher.” Sederet program KompasTV yang ia bawakan adalah Kompas Update, Kompas Pagi, Kompas Sport, dan Kompas Sahur Salah satu pengalaman berkesan baginya selama menjadi jurnalis ialah ketika ia harus berkeliling bandara Soekarno Hatta demi mendapatkan tiket ke Bali, dikarenakan harus melakukan tapping program dengan presiden. Namun ternyata tidak jadi berangkat.
Alumni Master Komunikasi konsentrasi media Unversitas Pelita Harapan (UPH) ini sudah menggeluti profesi sebagai jurnalis selama 15 tahun. Wanita kelahiran Jakarta, 26 Maret 1981 ini sudah bergabung bersama KompasTV sejak tahun 2011. Program acara yang dibawakannya adalah Kompas Siang, Sapa Siang, Kompas Malam Megapolitan, Kompas Pagi, dan Kompas Petang.
Pria kelahiran Sukabumi, 30 Januari 1988 ini memulai awal karirnya di KompasTV pada tahun 2011. Mulai dari program Kompas Sport, Kompas Pagi, Kompas Siang, hingga Kompas Malam pernah dibawakannya. Menurutnya selama ia bekerja di KompasTV, ia pernah mendapatkan pengalaman yang paling mengesankan. Yakni saat ditugaskan untuk meliput kawasan di distrik Mulia, Puncak Jaya, Papua. Kota terdingin di Indonesia dengan ketinggian 2.448 mdpl. Ketika itu ia meliput berbagai hal terutama kebiasaan dan budayanya.
Jurnalis lulusan Manajemen Produksi Pemberitaan, Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta ini memulai karirnya di KompasTV pada tahun 2017. Saat ini, Valent menjadi pembawa berita untuk program Kompas Sport, Kompas Pagi, dan Sapa Indonesia Akhir Pekan. Banyak sekali pengalaman berkesan baginya saat ini menjalani pekerjaannya sebagai jurnalis. Salah satunya adalah saat menjadi saksi dari perjalanan hidup seseorang. Seperti meliput Calon Kepala Daerah Termiskin, yang hanya bermodal “nekat” namun saat kontestasi Pilkada berlangsung, justru terpilih menjadi Wakil Bupati Barito Timur.