Kompas TV lifestyle kesehatan

Kemenkes Keluarkan Edaran Waspada Antraks di Yogyakarta, Kasus Terbaru 3 Meninggal 87 Positif

Kompas.tv - 6 Juli 2023, 19:30 WIB
kemenkes-keluarkan-edaran-waspada-antraks-di-yogyakarta-kasus-terbaru-3-meninggal-87-positif
Ilustrasi cara pengobatan penyakit antraks jika menginfeksi manusia. (Sumber: CDC)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan edaran ke semua fasilitas kesehatan di Yogyakarta untuk waspada penyakit Antraks.

Hal ini menyusul tingginya kasus Antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Tiga orang meninggal akibat penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis dan ada 87 warga yang dinyatakan positif Antraks. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menjelaskan, kewaspadan ini lantaran spora yang dihasilkan penyakit bakteri Bacillus Anthracis dapat hidup selama 40 tahun. 

Antraks umumnya penyakit yang menyerang hewan ternak seperti kambing, sapi, domba namun bisa menular ke manusia. 

Penularan bakteri Bacillus Anthracis penyebab Antraks dari hewan ke manusia bisa melalui saluran pencernaan dengan mengkonsumsi daging hewan yang terjangkit Antraks. 

Baca Juga: 1 Orang Meninggal dan 87 Positif Akibat Antraks di Gunungkidul, Distribusi Hewan Ternak Dilarang

Bakteri Antraks akan berubah menjadi spora bila berkontak dengan udara dan masuk melalui kulit yang terluka.

Kasus Antraks kulit ini merupakan yang terbanyak terjadi di Indonesia. 

Selain itu spora juga bisa masuk melalui paru-paru dan spora bisa mencapai dinding Alveoli di paru-paru. 

Spora bakteri merupakan sumber infeksi Antraks dan sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia tertentu.

Bahkan mampu bertahan selama puluhan tahun di dalam tanah. 

"Spora ini merupakan pelindung, nah bakteri yang ada di spora ini akan sulit untuk mati karena terlindungi dan bisa bertahan puluhan tahun di dalam tanah," ujarnya saat konfrensi pers secara daring, Kamis (6/7/2023).

Lebih Lanjut Imran menjelaskan, warga yang dinyatakan suspek ataupun positif antraks tidak perlu melakukan isolasi mandiri layaknya warga yang terpapar Covid-19. 

Baca Juga: Gaduh Warga Meninggal usai Konsumsi Sapi yang Terjangkit Antraks, Simak Gejalanya pada Manusia

Hal ini lantaran antraks merupakan penyakit zoonosis atau ditularkan dari hewan ke manusia, sehingga tidak menular dari manusia ke manusia.

Imran pun mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Terlebih, dalam delapan tahun terakhir tren kasus Antraks di Yogyakarta mengalami naik turun.

Tahun 2016 ada 15 kasus positif Antraks, tahun 2017 empat kasus. 

Tahun 2018 nol kasus, tahun 2019 31 kasus, 2020 tiga kasus, 2021 nol kasus.

Kemudian tahun 2022 23 kasus positif Antraks dan 2023 terdapat tiga kematian kasus positif Antraks. 

"Kita sudah keluarkan surat edaran untuk kewaspadaan bagi semua faskes di Yogyakarta, bukan hanya di Gunung Kidul tapi semua kabupaten di Yogyakarta," ujarnya.

Baca Juga: Bagaimana Penyakit Antraks Dapat Menyebabkan Kematian pada Manusia? Ini Penjelasan Ilmiahnya

"Spora tadi itu bisa terbang kemana-mana dan kita juga tahu minggu lalu ada gempa yang mungkin ada perpindahan cukup banyak sehingga kita berikan kewaspadaan semua faskes di Yogyakarta," pungkas Imran. 


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x