Kompas TV regional jawa barat

Saat Difabel Cirebon Gerakan Roda Industri, Dorong Laju Ekonomi dan Penuhi Kesetaraan

Kompas.tv - 10 Desember 2024, 21:55 WIB
saat-difabel-cirebon-gerakan-roda-industri-dorong-laju-ekonomi-dan-penuhi-kesetaraan
Oni Jahoni, penyandang tuna daksa menunjukan hasil kerajinan tangan gantungan kunci dari limbah aksesoris otomotif di sekretariat Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (10/12/2024) siang. Pembuatan kerajinan ini merupakan kerjasama berkelanjutan dengan pabrik aksesoris otomotif jok mobil di Cirebon yang dilatih pada beberapa bulan lalu. (Sumber: Kompas TV Cirebon/Muhamad Syahri Ramdhon)
Penulis : Redaksi Kompas TV | Editor : Gading Persada

CIREBON, KOMPAS.TV - Nisa Listina (36) bertugas menggiling daun tembakau yang telah dicacah di PT Sinar Grage Jaya (SGJ), Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Penyandang difabel daksa ini sudah 17 tahun menjadi bagian pabrik industri rokok kretek. Nisa adalah satu dari 293 difabel yang ikut serta menggerakkan roda ekonomi di sejumlah industri di Kabupaten Cirebon. 

Tanpa rasa minder, ibu dua anak ini menceritakan kondisi kaki yang berbeda seperti pada umumnya. Perubahan bentuk kaki ini terjadi pada saat Nisa kecil, yang diduga mengalami masalah saat pengobatan tertentu. Masalah ini membuat kaki Nisa berbeda ukuran dan berjalan pincang. 

Tapi Nisa tak peduli, dia ingin terus tumbuh dan berkembang. Nisa sekolah di SD, SMP hingga SMK yang lulus di tahun 2007. Tak ingin menjadi pribadi yang menganggur, Nisa mendaftarkan diri ke PT SGJ Cirebon. Tak disangka, salah satu perusahaan besar di Kabupaten Cirebon ini, justru memberi ruang dan memberdayakan Nisa selama 17 tahun. 

Baca Juga: Sukses, Dua Orang Penyandang Difabel Tekuni Usaha Kaki Palsu

“Lulus SMK tahun 2007 langsung daftar, dan diterima, sangat senang. Tadinya mengira tidak akan diterima. Saya masuk training selama satu tahun dan setelah itu kerja sampai hari ini. Jadi saya di sini sejak sebelum berkeluarga, sampai sekarang sudah punya anak dua,” kata Nisa saat ditemui KompasTV di PT SGJ Cirebon, pada Senin (9/12/2024) petang. 

Ketidaksempurnaan fisik tidak membuat Nisa kecil hati. Dia kerjasama dengan suami yang berdagang ayam potong, untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup dua anaknya. Nisa juga menjadi tulang punggung ekonomi keluarga yang mendapat upah relatif lebih tinggi dari suami. Nisa rata-rata menerima upah sekitar Rp1.000.000 perminggu, dan suaminya rata-rata mendapat untung jualan Rp800.000 perminggu. 

Hal yang membanggakan bagi Nisa adalah saat dirinya berhasil membangun rumah di tahun 2021. Rumah yang diimpikanya itu dibangun dari uang jerih payah yang ditabung Nisa bertahun-tahun. Dia kini berfokus menabung untuk menyiapkan biaya pendidikan yang lebih tinggi untuk kedua anaknya. 

“Cita-cita pertama sejak kerja, sudah tercapai, bangun rumah sendiri. Sekarang mau fokus menyiapkan sekolah dua anak. Biar lebih berhasil dan sukses dari ibu bapaknya,” sambung Nisa. 

Andris M Sjahrial, Manager Operasional PT SGJ Cirebon menyampaikan, Nisa adalah satu dari 13 orang penyandang difabel dari total 1.351 karyawan yang saat ini sedang bekerja di PT SGJ Cirebon. Mereka berasal dari difabel sumbing 3 orang, difabel daksa 6 orang, netra 3 orang (parsial), dan bipolar 1 orang. 

Ketiga belas difabel ini berkontribusi untuk terus meningkatkan produksi rokok kretek demi memenuhi seluruh permintaan. Mereka tersebar di beberapa proses kerja, yang terdiri dari tahap incoming material (berupa tembakau cacah), lalu rolling dan cutting (giling-gunting), packing (pengepakan), kemudian tax stamping (penyertaan) pita cukai, bale box (boks), hingga finished goods.

“Kami tidak ada perbedaan, normatif, hubungan industrial semua sama, kami melakukan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, seperti dengan mereka yang normal, dan kami tempatkan pada posisi sesuai kemampuan mereka,” kata Andris saat ditemui KompasTV di lokasi, Senin (9/12) petang.

Tak hanya kesetaraan derajat kerja, pabrik rokok kretek mitra HM Sampoerna ini juga tidak membedakan standar pemberian upah kepada difabel. Dia bahkan berusaha memenuhi pembayaran rata-rata lebih tinggi dari UMK Kabupaten Cirebon Rp2.517.730. Karyawan pun kerap kali mendapat tambahan upah sesuai permintaan yang meningkat dengan pendapatan rata-rata Rp1-1.5 juta perminggu. 

Dukungan PT SGJ Cirebon terhadap difabel, sambung Andris, juga terletak pada penambahan sarana dan fasilitas yang tentunya membutuhkan biaya tambahan. Kesetaraan dalam kerja, pembayaran upah, hingga pemenuhan kebutuhan sarana penunjang dan fasilitas merupakan komitmen untuk mematuhi amanat undang-undang. 

Baca Juga: Kisah Pria Difabel di Gorontalo Sukses Geluti Usaha Produksi Ikan Asap

Penyerapan Tenaga Kerja Difabel Sektor Industri Meningkat Pesat

Nurul Febiyanti, Pengantar Kerja Madya Unit Layanan Disabilitas Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Cirebon, menyampaikan, penyerapan Tenaga Kerja Penyandang Difabel (TKPD) di sektor industri meningkat pesat di tahun 2024.

Berdasarkan data, hanya ada 20 pekerja difabel yang kerja di enam perusahaan di tahun 2021, meningkat menjadi 58 pekerja difabel di delapan perusahaan di tahun 2022. Jumlahnya naik lagi menjadi 99 orang di 20 perusahaan, dan melonjak drastis di tahun 2024, mencapai 293 pekerja difabel yang diterima di 27 perusahaan. 

Sebanyak 293 pekerja difabel ini tersebar di 27 perusahaan, yang bergerak lintas sektor, antara lain: 173 difabel di pabrik industri manufaktur, 21 difabel di pabrik konveksi, 18 difabel di pabrik retail, 13 difabel di pabrik industri rokok kretek, 8 difabel di pabrik benang, dan lainnya.

Mereka didominasi berasal dari difabel daksa yang berjumlah 157 orang, kedua ragam sensorik 121 orang, ragam ganda sembilan orang, ragam mental 1 orang, dan ragam intelektual 1 orang.

Peningkatan pesat dalam waktu satu tahun ini berkat sosialisasi, edukasi, serta kerja kolaborasi banyak pihak. Contohnya diseminasi GETSI (Gender, Equality, Disability and Social Inclusion) yakni pendekatan pembangunan yang mengintegrasikan isu kesertaan gender, disabilitas dan inklusi sosial, yang berulang kali dilakukan di tahun 2022, 2023, dan 2024.

Hasilnya, banyak perusahaan swasta dan pabrik membuka diri untuk menyerap pekerja difabel. Bahkan, ada sejumlah perusahaan yang mencari terus mencari pekerja difabel untuk memenuhi syarat Bank Dunia. 

“Kami banyak keliling bersama tim gabungan, sosialisasi, diseminasi, dan lainnya. Banyak perusahaan dan pabrik tertarik. Sebab, pemberdayaan difabel tak hanya konsen pemerintah Indonesia, tetapi juga tingkat Internasional. Contohnya ada perusahaan di Cirebon yang ditahan pencairan dananya oleh World Bank, karena belum mencapai 1 persen pekerja difabel sesuai undang-undang,” kata Nurul saat ditemui KompasTV di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cirebon.

Dukungan Kementerian Perindustrian Terhadap Difabel Kuatkan Laju Ekonomi

Ketua Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC) Abdul Mujib, menyampaikan, pihaknya bekerjasama dengan sejumlah perusahaan untuk melakukan pendampingan difabel di sektor informal. Beberapa di antaranya bergerak dalam bidang UMKM berjualan produk makanan ringan, menjahit, membuat kerajinan, batik, hingga beragam bentuk souvernir. 

Yang terbaru, organisasi yang dibangun sejak tahun 2007 ini, telah menggandeng perusahaan aksesoris otomotif dalam pemanfaatan limbah jok mobil. Mereka mengubah limbah tersebut menjadi souvenir dan berbagai kerajinan. Mereka juga yang melakukan pendampingan materi, memberi mesin berbasis listrik, desain, sampai proses pencetakan. 

"Dalam enam bulan ini, kata Mujib, sudah lebih dari 500 buah souvernir hasil kerjasama itu terjual, baik secara offline maupun online. Penjualan terbanyak saat ada kunjungan lintas negara, pameran di luar Cirebon dan lainnya," kata Mujib saat dihubungi KompasTV Selasa (10/12) siang.

Mujib yang juga difabel fisik ini menyebut, pemberdayaan dari pemerintah dan pelaku industri sangat berpengaruh terhadap kelompok rentan. Mereka yang kerap tertutup, lebih percaya diri dan siap berkarya. Termasuk juga keluarga penyandang difabel, yang sebelumnya masih merasa minder, kini lebih mendukung berbagai kegiatan. Pelibatan aktif dalam dunia usaha juga membuktikan bahwa difabel setara dan mampu menggerakkan roda ekonomi.

Teguh Mulyono, Kepala Bidang Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, menyampaikan, pendampingan yang dilakukan dinas perindustrian terhadap difabel dalam bentuk pelatihan. Pelatihan ini tentunya hasil pemetaan dan sesuai dengan yang dibutuhkan kelompok difabel.

Dinas Perindustrian juga menghadirkan sejumlah pelaku industri secara langsung untuk mengajarkan pembuatan ecoprint, produk konveksi, pembuatan kemasan sebuah produk, label halal dan lainnya. Dinas juga memberikan akses serta menyiapkan ruang penjualan untuk difabel dalam setiap kali kegiatan besar di banyak tempat.

"Lebih 100 pelaku UMKM dari kalangan difabel yang sudah pernah kami dampingi. Mereka yang semula minder, sekarang percaya diri, kami juga sempat fasilitasi pemberian NIB dan Sertifikat Halal gratis kepada sebagian difabel," kata Teguh di kantornya.

Baca Juga: Difabel dan Lansia Berlatih Budidaya Lele

Sejalan dengan semangat itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Reni Yanita, menyampaikan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk merealisasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2025-2029 sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. 

Upaya ini salah satunya dengan meningkatkan daya saing, jejaring kemitraan, dan perluasan akses pasar bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar menjadi bagian dalam rantai pasok industri besar dan sektor ekonomi lainnya.

Peran besar IKM dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia bisa dilihat dari jumlah IKM yang mencapai 4,5 juta unit usaha atau berkontribusi sebesar 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia. Sektor IKM telah menyerap tenaga kerja sebanyak 12,37 juta orang.

“Pada triwulan III tahun 2024, sector IKM memberikan andil hingga 3,50 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional dan sebesar 20,97 persen kepada total nilai output industry,” Reni Yanita dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (5/12) siang.

Kontribusi besar dari IKM tersebut perlu terus ditingkatkan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait. Salah satunya melalui upaya mendorong jejaring kemitraan dan perluasan akses pasar IKM.

Penulis: Muhamad Syahri Ramdhon


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x

A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library 'newrelic.so' (tried: /usr/lib64/php/modules/newrelic.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so: cannot open shared object file: No such file or directory), /usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so (/usr/lib64/php/modules/newrelic.so.so: cannot open shared object file: No such file or directory))

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: