Namun nahas, A yang saat itu berada di dekat dengan api, tiba-tiba disiram dengan bensin oleh satu murid laki-laki. Angin yang bertiup lalu menyambar tubuh A. Alhasil, api tersebut dengan cepat membakar tubuh A.
Setelah api menyambar, A berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke kamar mandi, namun pintu kamar mandi ternyata terkunci.
"Jadi dia lari ke kelas, sampai di depan kelas, adik saya sudah dilihat oleh teman dan guru-gurunya, semua teriak ketakutan. Kemudian gurunya melihat, disuruh adik saya ini guling-guling untuk memadamkan api, namun api tidak padam," jelasnya.
Beruntung, guru olahraga melihat kejadian tersebut dan segera memadamkan api di tubuh korban dengan baju yang dikenakannya.
Usai peristiwa tersebut, A yang mengalami luka bakar 80 persen kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dalam penanganan medis, A pun sudah dioperasi sebanyak 4 kali. Namun keadaannya semakin memburuk, dan ia didiagnosis mengalami gizi buruk.
A pun menghembuskan napas terakhir pada Selasa (21/5). Kini Madona dan pihak keluarga menunggu keadilan untuk A.
Pihak keluarga berharap pihak kepolisian dapat mengusut kasus tersebut secara transparan dan tuntas.
"Kita berharap kasus ini terbuka, tidak ditutupi. Pasalnya, ini kan korbannya anak-anak dan terjadi di sekolah. Cukuplah adik saya menjadi korban atas perbuatan temannya yang menurut sekolah dan keluarga pelaku bercanda. Tapi kalau masalah nyawa, tidak ada bercanda-bercandanya," tegasnya.
"Jadi, jangan sampai ada kasus di sekolah lain berikutnya. Jadi cukuplah adik saya menjadi korban terakhir dari insiden seperti ini."
Baca Juga: Siswi SD Meninggal Diduga Dibakar Temannya, Keluarga Sebut Korban Kerap Dibully: Ditendang, Ditonjok
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.