Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 262
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 262
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
AL WAKRAH, KOMPAS.TV - Seorang Aremania, julukan fan Arema FC, bernama Harie Pandiono mengaku sempat ditangkap usai membentangkan poster dan kaos yang menyerukan pengusutan tuntas terhadap Tragedi Kanjuruhan di Piala Dunia 2022 Qatar.
Aksi itu dilakukannya pada laga Swiss vs Kamerun yang berlangsung di Stadion Al Janoub, Al Wakrah, Qatar, Kamis (24/11/2022) malam WIB.
Menurut penuturan Harie, ia sempat ditangkap oleh otoritas setempat karena poster dan kaos dengan tulisan bahasa Indonesia yang ia bentangkan dikira berisi pesan terkait LGBT maupun politik. Hal tersebut dilarang selama Piala Dunia Qatar 2022.
"Mosok tulisan kaos/banner Iki mengandung: LGBT, hate speach, politik, atau rasisme? statuta FIFA yang mana saya langgar?" katanya lewat akun Twitter @arema_98.
KOMPAS.TV sudah menghubungi Harie dan mendapatkan izin untuk mengutipnya.
Harie lantas bercerita, ketika di stadion, ia sempat berdebat dengan petugas keamanan pada laga itu.
Akhirnya ia ditangkap, lalu dibebaskan usai 40 menit berbicara dengan mereka, serta menjelaskan apa itu Tragedi Kanjuruhan dan pesan yang dibawanya.
"Debat dengan Security Officer tadi pagi. Akhirnya saya direlease setelah 40menit "diajak ngopi". Saya dibanned ga masalah, gak penting bal-balane (tidak masalah pertandingan bolanya, red)," tambahnya.
Baca Juga: Laporan Ditolak Bareskrim, Pengacara Sebut Jenderal Polisi PHP Korban Tragedi Kanjuruhan
Harie dalam pengakuannya yang dikutip situs WeAremania, mengatakan terbang dari tempat kerjanya di Kenya, negara di bagian timur benua Afrika, dan tiba di Qatar pada 22 November.
Sementara atribut kaos, poster, dan spanduk yang dibawanya, dikirim langsung dari Malang.
"Daripada banner disita, mending keluar stadion. Tak ada sepak bola sebanding 135 nyawa saudaraku," katanya.
Selain bawa poster, ia juga membawa sejumlah baju bertuliskan protes atas penggunaan gas air mata.
Seperti diketahui, gas air mata yang ditembakkan aparat disebut sebagai salah satu pemicu utama Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 nyawa menghilang.
Setelah ditangkap, Harie mengaku dilarang masuk ke stadion Piala Dunia Qatar 2022. Tetapi ia berjanji bakal membawa poster Tragedi Kanjuruhan di luar stadion dan beberapa tempat penting di Qatar.
Ini ia lakukan sebagai upaya untuk terus menyuarakan gerakan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan.
Adapun Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Tragedi itu menewaskan 135 nyawa dan ratusan orang luka-luka.
Tragedi Kanjuruhan disebut juga sebagai tragedi paling memilukan di dunia sepak bola di era modern.
Baca Juga: Son dan Meunier Pakai Topeng di Piala Dunia 2022, Apa Fungsinya bagi Pesepak Bola?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.