BRUSSEL, KOMPAS.TV - Diplomat utama Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa tidak ada alasan bagi Israel untuk menolak melaksanakan gencatan senjata dengan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, Selasa (26/11/2024). Ia mengatakan bahwa semua masalah keamanan telah ditangani dalam kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS)-Prancis.
Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa yang akan lengser, menyerukan tekanan pada Israel untuk menerima kesepakatan gencatan senjata. Berbicara di sela-sela pertemuan Kelompok Tujuh di Italia, Borrell memperingatkan bahwa jika gencatan senjata tidak dilaksanakan, Lebanon akan hancur berantakan.
Pejabat Israel mengatakan Kabinet Keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan bersidang Selasa untuk membahas usulan gencatan senjata. Di antara masalah yang masih ada adalah tuntutan Israel untuk tetap memiliki hak untuk bertindak jika Hizbullah melanggar kewajibannya berdasarkan kesepakatan yang sedang muncul.
Borrell mengatakan AS akan memimpin komite pelaksanaan gencatan senjata, tetapi Prancis akan berpartisipasi atas permintaan Lebanon.
Baca Juga: 6 Tentara Israel Bunuh Diri, Gegara Tekanan Psikologis Perang di Gaza dan Lebanon Tak Kunjung Usai
“Berkaitan dengan perjanjian proposal yang ditengahi oleh AS dan Prancis, Israel telah menangani semua masalah keamanan,” kata Borrell kepada wartawan di Fiuggi, Italia.
“Tidak ada alasan untuk tidak melaksanakan gencatan senjata. Jika tidak, Lebanon akan hancur,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Hizbullah mulai menyerang Israel pada 8 Oktober 2023, sehari setelah serangan Hamas di Israel selatan, yang memicu pertempuran selama lebih dari setahun. Serangan itu meningkat menjadi perang habis-habisan pada September dengan serangan udara besar-besaran Israel di Lebanon dan invasi darat Israel ke selatan negara itu. Hizbullah telah menembakkan ribuan roket ke pangkalan militer, kota, dan desa Israel, termasuk sekitar 250 proyektil pada hari Minggu.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, di Jalur Gaza telah lebih dari 44.000 orang tewas dan lebih dari 104.000 orang terluka dalam perang 13 bulan antara Israel dan Hamas.
Militer Israel mengatakan pasukan daratnya telah mencapai beberapa bagian Sungai Litani di Lebanon, yang menjadi titik fokus gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, militer mengatakan telah mencapai daerah Wadi Slouqi di Lebanon selatan dan bentrok dengan pasukan Hizbullah.
Baca Juga: Bentrok Hebat Antara Israel dan Hizbullah di Lebanon Selatan, Empat Tentara UNIFIL Terluka
Berdasarkan usulan gencatan senjata, Hizbullah akan diminta untuk memindahkan pasukannya ke utara Litani, yang di beberapa tempat berjarak sekitar 30 kilometer di utara perbatasan Israel.
Militer mengatakan bentrokan dengan Hizbullah terjadi di ujung timur Litani, hanya beberapa kilometer dari perbatasan. Itu adalah salah satu tempat terdalam yang dicapai pasukan Israel dalam operasi darat selama hampir dua bulan terakhir.
Militer mengatakan tentara menghancurkan peluncur roket dan rudal dan terlibat dalam pertempuran jarak dekat dengan pasukan Hizbullah.
Pengumuman ini muncul beberapa jam sebelum Kabinet Keamanan Israel diperkirakan akan menyetujui gencatan senjata yang akan mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama hampir 14 bulan.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.