JAKARTA, KOMPAS.TV – Analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto berpendapat bahwa saat ini Jakarta menjadi kekuatan penting politik yang tidak mudah untuk diprediksi.
Arif menyampaikan pendapatnya tersebut dalam diskusi ”Jaga Demokrasi di Jakarta!” oleh Komunitas Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (7/12/2024).
”Jakarta kekuatan penting politik yang tak mudah diprediksi. Upaya membuat tatanan Indonesia menjadi monolitik gagal,” ucapnya, dikutip Kompas.id.
Arif menyampaikan hal tersebut seiring gagalnya dugaan cawe-cawe dan pengerahan alat negara untuk kemenangan pasangan calon tertentu dalam Pilkada Jakarta 2024.
Hal ini berbeda dengan Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, dan daerah lain.
Baca Juga: KPU Jakarta Rapat Pleno Rekapitulasi, Pemenang dan Putaran Pilkada Segera Diumumkan
Salah satu faktor yang mengubah peta politik, menurutnya adalah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024, yang menyatakan Pasal 40 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak lagi memiliki kekuatan hukum mengikat (Kompas, 20/8/2024).
”Elite menduplikasi cawe-cawe dari level nasional ke seluruh daerah,” ucapnya.
“Terlihat seperti pilkada berjalan transparan, tetapi tidak sepenuhnya baik-baik saja karena ada problem di sana-sini. Dan, Jakarta jadi sebuah batu uji yang menunjukkan bahwa proses kematangan demokrasi masih panjang,” bebernya.
Cawe-cawe yang ia maksudkan antara lain dukungan dari mantan Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo kepada pasangan calon tertentu, baik dalam pernyataan langsung maupun video.
Oleh karena itu, Arif mengajak semua pihak untuk mengawal tahapan pilkada hingga tuntas. Tak lupa memastikan janji politik saat kampanye bukan imajinasi semata.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.