Namun, keterangan berbeda disampaikan oleh Komandan Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir Letkol (Mar) Alex Zulkarnaen.
Alex menyebut korban masih berbaur dengan seluruh anggota TNI dan bertegur sapa dengan warga sekitar.
“Kehidupan sehari-hari almarhum masih berbaur dengan seluruh anggota dan masih bertegur sapa, termasuk ke warga sekitar dan pihak rumah sakit itu masih komunikasi,” kata Alex.
“Untuk tanda-tanda almarhum mau bunuh diri, kami yang berada (di sana) tidak ada yang mengetahui dan tidak ada tanda-tanda sedikitpun,” tuturnya.
Sebelumnya, pihak keluarga tidak percaya dengan klaim bahwa korban Lettu Eko meninggal dunia karena bunuh diri.
Sebab, ada sejumlah kejanggalan yang ditemukan oleh pihak keluarga korban.
Pihak keluarga menyatakan, ada sejumlah luka lebam yang ditemukan pada jasad korban Lettu Laut Kesehatan dr. Eko Damara.
Baca Juga: Ayah Perwira TNI AL Eko Damara Temukan Luka di Jasad Anaknya, Curiga Bukan Bunuh Diri
Paman korban, Abdul Sattar Siahaan mengatakan, pihak TNI AL menyatakan bahwa keponakannya tewas karena bunuh diri menggunakan senjata api dengan cara menembakkan kepalanya.
Namun, pihak keluarga tidak percaya dengan klaim TNI AL bahwa Lettu Eko Damara tewas karena mengakhiri hidupnya.
Melainkan, korban Lettu Eko Damara dianiaya terlebih dahulu kemudian ditembak kepalanya hingga akhirnya tewas.
Terlebih, selama ini tidak ada hasil autopsi maupun bukti yang memperkuat bahwa perwira TNI AL tersebut bunuh diri.
Saat jenazah korban Lettuk Eko Damara diberikan kepada pihak keluarganya di Langkat pada April lalu, ditemukan sejumlah luka lebam diduga bekas penganiayaan sundutan rokok.
“Kejanggalan yang kami maksud adalah ditemukan luka lebam yang tidak merata di tubuh korban. Kemudian ada luka seperti sundutan rokok,” kata Abdul Sattar dalam keterangannya kepada Kompas TV yang disiarkan dalam acara Kompas Siang pada Kamis (16/5/2024).
Menurut Abdul Sattar, ada keaneahan pada luka-luka yang ditemukan di tubuh korban.
Ia pun mempertanyakan bagaimana mungkin orang yang bunuh diri melakukan penganiayaan terhadap dirinya sendiri.
“Ini sangat aneh,” ujar Abdul Sattar.
Baca Juga: Satgas Gabungan TNI AL Gagalkan Penyelundupan Narkoba Jaringan Tawau Malaysia
Setelah melihat adanya kejanggalan, kata Abdul Sattar, pihak keluarga tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pengusutan.
“Makanya kami minta supaya dilakukan autopsi. Hanya autopsi yang kami minta, tidak banyak-banyak,” ucap Abdul Sattar.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.