Konsumsi pangan masyarakat Indonesia juga memunculkan keprihatinan, seperti rendahnya konsumsi protein hewani pada balita (hanya 21,6 persen) dan tingginya konsumsi minuman manis (52 persen), makanan asin (32 persen), serta makanan instan (11 persen). Sebanyak 65 persen masyarakat bahkan tidak rutin sarapan.
Endang menekankan pentingnya memperbaiki pola makan dengan mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta meningkatkan konsumsi makanan bergizi seimbang.
"Gizi seimbang penting untuk mendukung tumbuh kembang anak serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya konsumsi makanan bergizi yang mencakup sayur, buah, dan protein, serta mengurangi makanan manis, asin, dan berlemak secara berlebihan.
Masyarakat juga dianjurkan untuk rutin sarapan dan minum cukup air putih.
Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha menambahkan, gizi yang baik menjadi fondasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Presiden Prabowo Subianto telah membentuk BGN untuk memastikan pemenuhan gizi nasional secara optimal, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan berbagai pihak lainnya.
Baca Juga: Diinterupsi Soal Pengawasan Kawasan Perairan Tangerang, Begini Jawaban Menteri KP | PAGAR LAUT
Gambaran masyarakat cerdas di generasi emas menghadapi tembok tebal. Perokok muda yang terus ngebul, ditambah warga kurang gizi jadi tantangan yang harus dihadapi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.