Kompas TV lifestyle kesehatan

Cerita tentang Kesehatan di Tanah Air: Rokok, Stunting dan Kurang Gizi

Kompas.tv - 26 Januari 2025, 07:36 WIB
cerita-tentang-kesehatan-di-tanah-air-rokok-stunting-dan-kurang-gizi
Ilustrasi merokok (Sumber: Dok. Shutterstock)
Penulis : Ade Indra Kusuma | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2023 mengungkapkan bahwa  persentase pengeluaran masyarakat untuk rokok dan tembakau ternyata cukup signifikan. Meski dirilis dua tahun silam, namun survei tersebut tetap relevan karena perokok di berbagai usia tak pernah berkurang.  

Dari dari Kementerian Kesehatan mengungkapkan, prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019). Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%)

Bahkan pengeluaran untuk rokok hampir sama untuk protein.  Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, dr. Maria Endang Sumiwi, menyampaikan pengeluaran keluarga untuk rokok dan tembakau hampir sebanding dengan pengeluaran untuk protein hewani.

 

Baca Juga: Baim Wong Bawa 2 Saksi di Sidang Cerai, Buktikan Dugaan Perselingkuhan Paula Verhoeven

Selain persoalan rokok dan tembakau, Indonesia juga menghadapi tantangan serius di bidang gizi, termasuk gizi kurang, kekurangan mikronutrien, dan masalah overweight atau obesitas.

"Indonesia menghadapi tiga masalah utama terkait gizi: undernutrition, kekurangan mikronutrien, dan obesitas. Stunting pada balita mencapai 21,5 persen yang memengaruhi kualitas sumber daya manusia kita," kata dr. Endang, mengutip Kemkes.go.id

Ironisnya, di tengah maraknya konsumsi rokok, data menunjukkan  kurang gizi pada balita berada di angka 8,5 persen, anemia pada remaja sebesar 16,3 persen, dan anemia pada ibu hamil mencapai 27,7 persen. Di sisi lain, overweight pada remaja mencapai 12,1 persen, sementara obesitas pada orang dewasa juga menjadi isu yang harus ditangani.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x