MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin tetap melontarkan ancaman ke pasukan Ukraina di Kursk, meski ia menegaskan menyetujui gencatan senjata.
Amerika Serikat (AS) telah mengajukan proposal gencatan Rusia-Ukraina selama 30 hari.
Sebelumnya, Ukraina telah menyetujui gencatan senjata tersebut setelah berbicara dengan AS di Arab Saudi.
Baca Juga: Putin Mengaku Setuju Proposal Gencatan Senjata AS, tapi Tuntut Akar Konflik Diselesaikan
Putin sendiri menegaskan dirinya mendukung gencatan senjata, dan akan mendukungnya, tetapi ada beberapa hal yang harus dibicarakan.
“Kami akan bernegosiasi dengan kolega kami Amerika dan rekan lainnya. Mungkin saya akan bicara dengan Donald Trump,” ujarnya dikutip dari BBC Internasional, Kamis (13/3/2025).
“Ini akan bagus untuk Ukraina demi mencapai gencatan senjata 30 hari. Kami mendukungnya, tapia da nuansa-nuansa tertentu,” ujarnya.
Salah satu yang jadi perhatian Putin adalah wilayah Kursk, di Rusia.
Ukraina meluncurkan serangan militer cepat ke sana pada Agustus lalu dan menduduki sejumlah wilayah.
Putin sendiri meluncurkan ancaman ke pasukan Ukraina di Kursk, karena menurutnya Rusia telah mengontrol penuh wilayah itu.
Sedangkan pasukan Ukraina yang ada di sana telah terisolasi.
“Mereka berusaha pergi, tapi kami yang mengontrol. Peralatan mereka telah ditinggalkan,” ujarnya,
“Ada dua opsi untuk pasukan Ukraina di Kursk, menyerah atau mati,” ucapnya.
Baca Juga: Kapal Perang RI Bakal Ikut Parade Hari Angkatan Laut Rusia, Dubes: Prabowo telah Berjanji ke Putin
Ia pun menggarisbawahi pertanyaannya mengenai bagaimana gencatan senjata akan bekerja.
“Bagaimana 30 hari itu akan digunakan? Untuk mobilisasi Ukraina? Mempersenjatai kembali? Melatih orang? Atau tidak sama sekali? Lalu muncul pertanyaan, bagaimana itu akan dikembalikan,” tuturnya.
“Siapa yang akan memberi perintah mengakhiri pertempuran? Apa biayanya? Siapa yang memutuskan jika ada yang melanggar gencatan senjata sepanjang 2.000km? Semua pertanyaan itu perlu kerja cermat dari kedua pihak. Siapa yang mengawasinya?” katanya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.