MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin, hari Kamis (29/2/2024) bersumpah mencapai tujuan Moskow di Ukraina dan dengan tegas memperingatkan Barat agar tidak mengirim pasukan masuk ke Ukraina, mengatakan langkah tersebut membawa risiko konflik nuklir global.
Peringatan tegas Putin disampaikan dalam pidato tahunan, menekankan kesiapan Rusia menghadapi Barat dan melindungi keuntungan Rusia di Ukraina.
Dalam apa yang tampaknya menjadi referensi terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron minggu ini bahwa pengiriman pasukan darat Barat ke Ukraina tidak boleh "dikesampingkan," Putin memperingatkan hal itu akan menyebabkan konsekuensi "tragis" bagi negara yang memutuskan melakukannya.
Putin mencatat, sementara menuduh Rusia merencanakan serangan terhadap sekutu NATO di Eropa, sekutu Barat justru "memilih target untuk menyerang wilayah kami" dan "membahas kemungkinan mengirim pasukan NATO ke Ukraina."
"Kita ingat nasib mereka yang mengirim kontingen pasukan ke wilayah negara kita," kata pemimpin Rusia itu, merujuk kepada invasi yang gagal oleh Napoleon dan Hitler, "Sekarang konsekuensi bagi para penyerang potensial akan jauh lebih tragis."
Dalam pidato berdurasi dua jam di hadapan anggota parlemen dan pejabat tinggi, Putin menggambarkan pemimpin Barat gegabah dan tidak bertanggung jawab, serta menyatakan Barat harus ingat, "kami juga memiliki senjata yang dapat menyerang target di wilayah mereka, dan apa yang mereka usulkan, semuanya meningkatkan ancaman nyata akan konflik nuklir yang akan berarti kehancuran peradaban kita."
Pernyataan tegas ini menyusul peringatan sebelumnya dari Putin, yang telah sering mengingatkan akan kekuatan nuklir Rusia sejak ia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, dengan tujuan untuk mencegah Barat memperluas dukungan militer untuk Kiev.
Baca Juga: Putin Jawab Tudingan AS, Bantah Rusia Berencana Tempatkan Senjata Nuklir di Luar Angkasa
Putin mengungkapkan, kekuatan nuklir strategis berada dalam kesiapan tempur penuh, dan kemampuan untuk menggunakannya telah dipastikan.
"Kompleks Kinzhal, sistem peluncuran udara hipersonik, tidak hanya sudah berada dalam tugas tempur, tetapi juga efektif saat melancarkan serangan terhadap target kritis selama operasi militer khusus," kata Putin, seraya menambahkan bahwa Kompleks senjata Zircon, sistem rudal hipersonik berbasis kapal, telah berdinas dalam pertempuran.
Sumber : Associated Press / Kremlin
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.