Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Kirim Peringatan Ngeri: Mengirim Pasukan Barat ke Ukraina Risikonya Perang Nuklir Global

Kompas.tv - 1 Maret 2024, 00:05 WIB
putin-kirim-peringatan-ngeri-mengirim-pasukan-barat-ke-ukraina-risikonya-perang-nuklir-global
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato kenegaraan hari Kamis (29/2/2024) bersumpah mencapai tujuan Moskow di Ukraina dan dengan tegas memperingatkan Barat agar tidak mengirim pasukan masuk ke Ukraina, mengatakan langkah tersebut membawa risiko konflik nuklir global. (Sumber: Kremlin)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin, hari Kamis (29/2/2024) bersumpah mencapai tujuan Moskow di Ukraina dan dengan tegas memperingatkan Barat agar tidak mengirim pasukan masuk ke Ukraina, mengatakan langkah tersebut membawa risiko konflik nuklir global.

Peringatan tegas Putin disampaikan dalam pidato tahunan, menekankan kesiapan Rusia menghadapi Barat dan melindungi keuntungan Rusia di Ukraina.

Dalam apa yang tampaknya menjadi referensi terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron minggu ini bahwa pengiriman pasukan darat Barat ke Ukraina tidak boleh "dikesampingkan," Putin memperingatkan hal itu akan menyebabkan konsekuensi "tragis" bagi negara yang memutuskan melakukannya.

Putin mencatat, sementara menuduh Rusia merencanakan serangan terhadap sekutu NATO di Eropa, sekutu Barat justru "memilih target untuk menyerang wilayah kami" dan "membahas kemungkinan mengirim pasukan NATO ke Ukraina."

"Kita ingat nasib mereka yang mengirim kontingen pasukan ke wilayah negara kita," kata pemimpin Rusia itu, merujuk kepada invasi yang gagal oleh Napoleon dan Hitler, "Sekarang konsekuensi bagi para penyerang potensial akan jauh lebih tragis."

Dalam pidato berdurasi dua jam di hadapan anggota parlemen dan pejabat tinggi, Putin menggambarkan pemimpin Barat gegabah dan tidak bertanggung jawab, serta menyatakan Barat harus ingat, "kami juga memiliki senjata yang dapat menyerang target di wilayah mereka, dan apa yang mereka usulkan, semuanya meningkatkan ancaman nyata akan konflik nuklir yang akan berarti kehancuran peradaban kita."

Pernyataan tegas ini menyusul peringatan sebelumnya dari Putin, yang telah sering mengingatkan akan kekuatan nuklir Rusia sejak ia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, dengan tujuan untuk mencegah Barat memperluas dukungan militer untuk Kiev.

Baca Juga: Putin Jawab Tudingan AS, Bantah Rusia Berencana Tempatkan Senjata Nuklir di Luar Angkasa

Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato kenegaraan hari Kamis (29/2/2024) mengungkapkan, rudal balistik hipersonik Avangard, serta kompleks laser Peresvet, juga telah berada dalam tugas tempur. Kompleks rudal jelajah Burevestnik, dengan jangkauan tak terbatas, hampir menyelesaikan tahap pengujian, begitu pula dengan Poseidon, kendaraan bawah air tanpa awak. (Sumber: Kremlin)

Putin mengungkapkan, kekuatan nuklir strategis berada dalam kesiapan tempur penuh, dan kemampuan untuk menggunakannya telah dipastikan.

"Kompleks Kinzhal, sistem peluncuran udara hipersonik, tidak hanya sudah berada dalam tugas tempur, tetapi juga efektif saat melancarkan serangan terhadap target kritis selama operasi militer khusus," kata Putin, seraya menambahkan bahwa Kompleks senjata Zircon, sistem rudal hipersonik berbasis kapal, telah berdinas dalam pertempuran.

Putin juga mengungkapkan, rudal balistik hipersonik Avangard, serta kompleks laser Peresvet, juga telah berada dalam tugas tempur. Kompleks rudal jelajah Burevestnik, dengan jangkauan tak terbatas, hampir menyelesaikan tahap pengujian, begitu pula dengan Poseidon, kendaraan bawah air tanpa awak.

"Pasukan kita juga telah menerima rudal balistik berat Sarmat produksi seri pertama. Segera, kita akan memperlihatkannya kepada Anda dalam tugas tempur di area penempatannya," ucap Putin.

Pada saat yang sama, ia menolak pernyataan pemimpin Barat tentang ancaman serangan Rusia terhadap sekutu NATO di Eropa sebagai "khalayan belaka" dan sekali lagi membantah klaim Washington bahwa Moskow sedang mempertimbangkan penempatan senjata nuklir berbasis luar angkasa.

Putin menuduh, tuduhan Amerika Serikat itu merupakan bagian dari upaya untuk membujuk Rusia melakukan pembicaraan tentang pengendalian senjata nuklir dengan syarat-syarat sesuai kepentingan Amerika Serikat, sementara Washington terus berupaya memberikan "kekalahan strategis" kepada Moskow di Ukraina.

"Sebelum pemilihan AS, mereka hanya ingin menunjukkan kepada warganya, serta orang lain, bahwa mereka terus menguasai dunia," katanya, seraya menegaskan itu "Tidak akan berhasil."

Baca Juga: Ukraina Sebut 31.000 Tentara Gugur Melawan Rusia, Bantah Klaim Moskow

Kendaraan Luncur Hipersonik (HGV) Avangard Rusia yang bisa membawa hulu ledak nuklir maupun konvensional dan meluncur dengan kecepatan Mach 20 -27, atau sekitar 20 kali kecepatan suara serta mampu bermanuver saat terbang. (Sumber: Aerosociety)

Dalam pidatonya yang sangat fokus pada isu ekonomi dan sosial menjelang pemilihan presiden 15-17 Maret, Putin berargumen bahwa Rusia "membela kedaulatannya dan keamanannya serta melindungi sesama warga" di Ukraina, menyatakan pasukan Rusia memiliki keunggulan dalam pertempuran.

Ia menguatkan klaimnya bahwa Barat bertekad untuk menghancurkan Rusia, mengatakan "mereka membutuhkan ruang yang tergantung, meredup, mati di tempat Rusia sehingga mereka bisa melakukan apa pun yang mereka inginkan." Mencerminkan pandangan Putin bahwa Barat ingin melihat Rusia menjadi lemah dan tergantung pada mereka, sehingga mereka dapat mengendalikan dan melakukan apa pun tanpa hambatan.

Pemimpin Rusia itu menghormati para prajurit yang gugur di Ukraina dengan momen keheningan, dan mengatakan para veteran militer harus menjadi inti dari elite baru negara, mengundang mereka untuk bergabung dalam program pelatihan baru untuk pejabat sipil senior.

Putin telah beberapa kali mengatakan ia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 untuk melindungi kepentingan Rusia dan mencegah Ukraina menjadi ancaman keamanan utama bagi Rusia dengan bergabung dalam NATO. Kiev dan sekutunya mengecam itu sebagai tindakan agresi tanpa provokasi.

Pemimpin Rusia itu berkali-kali menyatakan keinginan untuk bernegosiasi mengakhiri pertempuran tetapi memperingatkan bahwa Rusia akan mempertahankan keuntungan taktis di Ukraina.




Sumber : Associated Press / Kremlin




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x