MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia memasukkan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas dalam daftar buruannya.
Selain Kallas, Menteri Luar Negeri Estonia Taimar Peterkop, dan Menteri Kebudayaan Lithuania Simonas Kairyas juga masuk daftar burun negara Vladimir Putin itu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Baca Juga: Sebut Netanyahu Ingin Semua Sandera Israel Mati, Jurnalis Ini Dihukum
Ketiganya dituduh menghancurkan monumen untuk prajurit Uni Soviet.
Tuduhan tersebut mengacu dengan dipindahkannya monumen peringatan perang dunia II era Uni Soviet.
“Ini baru awalnya. Kejahatan terhadap peringatan pembebasan dunia dari Nazi dan Fasis harus diadili,” kata Zakharova di saluran Telegram-nya dikutip dati The Guardian, Selasa (13/2/2024).
Otoritas Rusia tak mengungkapkan dakwaan tepatnya terhadap ketiga sosok tersebut.
Moskow sendiri telah menempatkan pejabat senior Ukraina dan jenderalnya dalam daftar buruan sejak awal perang.
Tetapi Kallas menjadi kepala pemerintahan pertama yang diburu oleh Rusia.
PM Estonia itu menjadi salah satu pendukung terkuat bagi Ukrauna, bahkan memimpin upaya meningkatkan bantuan militer ke Kiev, serta memperkuat sanksi terhadap Rusia.
Kallas sendiri merespons pernyataan Zakharova sebagai sesuatu yang tak mengejutkan.
“Kremlin kini berharap langkah tersebut akan membantu membungkam saya dan yang lainnya, tapi itu tidak akan terjadi,” tulis Kallas di media sosial X dikutip dari The Guardian.
“Sebaliknya. Saya akan terus dengan kuat mendukung Ukraina. Saya akan melanjutkan berdiri meningkatkan pertahanan Eropa,” ujarnya.
Keputusan Rusia menambah Kallas di daftar buruannya akan meningkatkan tensi di wilayah tersebut, di tengah banyak negara Barat menyalahkan peringatan meningkatnya ancaman militer Rusia.
Baca Juga: Ancaman Bahaya Deepfake di Pemilu 2024, Diyakini Bakal Bisa Manipulasi Pemilih
Sementara itu Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pemimpin Estonia itu telah mengambil langkah bermusuhan terhadap Rusia dan memori bersejarah.
Pemindahan monumen era-Soviet merupakan isu penting di Estonia.
Monumen itu kemudian dipindahkan pada musim panas 2022 dari Narva, kota yang mayoritas penduduknya berbahasa Rusia dan dekat dengan perbatasan Rusia.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.