Kompas TV internasional kompas dunia

Jepang Mau Buang Air Limbah Nuklir ke Laut, China Larang Impor Makanan dari Jepang

Kompas.tv - 8 Juli 2023, 06:20 WIB
jepang-mau-buang-air-limbah-nuklir-ke-laut-china-larang-impor-makanan-dari-jepang
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi dilihat dari Futabacho, Futabagun, Prefektur Fukushima, Jepang. Pemerintah China mengeluarkan larangan impor produk makanan, terutama makanan laut, dari Jepang pada Jumat (7/72023). Hal itu dilakukan karena Jepang tetap melanjutkan rencananya untuk melepaskan limbah air bekas nuklir ke laut. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Hariyanto Kurniawan

Otoritas perikanan Korea Selatan menyatakan akan terus mengawasi peningkatan radioaktivitas di ladang garam. Korea Selatan juga melarang makanan laut dari perairan dekat Fukushima di pantai timur Jepang.

"Saya datang untuk membeli garam tapi sudah habis," kata Kim Myung-ok (73), berdiri di rak supermarket yang kosong.

"Pembuangan air radioaktif itu mengkhawatirkan. Kami memang sudah tua dan sudah cukup untuk hidup, tapi saya mengkhawatirkan masa depan anak-anak," tambah dia.

Baca Juga: Ucapan Megawati Disorot Media China, Yakin Indonesia Bisa Susul Program Nuklir Korea Utara

Penolakan juga datang dari warga Jepang sendiri. Sejumlah warga Jepang berunjuk rasa menolak rencana pembuangan air limbah nuklir Fukushima ke laut beberapa hari lalu. 

"Gunung dan sungai tidak akan pernah kembali seperti dulu, dan radiasinya tidak akan hilang dengan mudah. Namun, dibandingkan dengan kehidupan dan cinta, negara ini mengutamakan meraup uang!" kata Tatsuko Okawara dari Kota Tamura, Prefektur Fukushima.

Ia menolak rencana pemerintah untuk membuang air yang terkontaminasi nuklir ke laut.

Tokyo Electric Power Company (TEPCO), operator PLTN tersebut, mulai menguji peralatan untuk pembuangan air yang terkontaminasi nuklir ke Samudra Pasifik pada 12 Juni.

Uji coba fasilitas pembuangan itu diperkirakan rampung pada 26 Juni mendatang. Rencana pembuangan air limbah nuklir oleh pemerintah Jepang tampaknya telah memasuki hitung mundur.

Chiyo Oda, seorang penyelenggara aksi protes dan wakil dari kelompok sipil "Hentikan Mencemari Laut" (Stop Polluting the Sea), mengatakan Pemerintah setiap hari menyebutkan operasi uji coba akan segera berakhir.

Baca Juga: Kisruh Konser Blackpink di Vietnam, Gegara Pakai Peta China untuk Klaim Laut China Selatan

"Ini membuat semua orang merasa bahwa pembuangan air limbah ke laut itu merupakan sebuah fakta yang sudah pasti, dan ingin kita menyerah," sebutnya. 

"Tapi membuang air yang terkontaminasi nuklir ke laut sangatlah keliru, dan masih ada tempat untuk tangki penyimpanan air, jadi ini belum mencapai titik di mana harus dibuang (ke laut)," sambungnya. 

Masuko Eiichi dari Kota Koriyama di Prefektur Fukushima, juga mengkritik rencana pembuangan itu pada aksi tersebut, mengatakan, "Tangki penyimpanan untuk air yang terkontaminasi nuklir ini dapat disimpan untuk waktu yang lama selama pemerintah dan TEPCO menginginkannya. Tapi mereka telah memilih cara termurah untuk mengatasinya dengan membuang air limbah ke laut."

Mengenai pemerintah yang menyebut air terkontaminasi nuklir yang diencerkan sebagai "air olahan", Sakurai dari Prefektur Niigata mengatakan bahwa itu merupakan upaya untuk membingungkan publik.

Eiichi menjelaskan bahwa air yang terkontaminasi nuklir dapat diencerkan, tetapi jumlah total polutan nuklir yang dibuang tetap tidak berubah.

"Selain itu, di dalam air limbah itu tidak hanya terdapat unsur radioaktif tritium, tetapi juga 57 jenis zat radioaktif seperti sesium dan stronsium yang tidak dapat dihilangkan," tambah Eiichi.

 




Sumber : Antara




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x