TALLIN, KOMPAS.TV - Seorang pejabat intelijen Estonia menyebut Rusia mungkin akan kehabisan rudal untuk menyerang Ukraina dalam tiga bulan ke depan.
Hal tersebut diungkapkan setelah beberapa rangkaian serangan rudal terbaru yang dilakukan oleh Rusia.
Sejak Oktober 2022, Rusia telah melakukan gelombang serangan terhadap Ukraina, yang menargetkan area sipil dan infrastruktur penting seperti fasilitas energi.
Gelombang serangan itu bermula setelah Jembatan Selat Kerch, yang menghubungkan Rusia dan semenanjung Krimea yang didudukinya, dihantam ledakan. Jembatan tersebut merupakan jalur kunci suplai bagi pasukan Rusia.
Baca Juga: Jelang Setahun Invasi Rusia, Ukraina bakal Dapat Bantuan 321 Tank
Ukraina sendiri tak mengeklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut secara resmi.
Tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan Ukraina atas ledakan itu, dan menyebutnya sebagai aksi terorisme dan berjanji akan merespons.
Gelombang serangan terbaru Rusia ke Ukraina terjadi pada Kamis (26/1/2023).
Komandan Angkatan Bersenjata Ukraina Valerii Zaluzhnyi mengatakan lewat posting di Telegram, Rusia menembakkan 55 rudal dari air dan udara,
Ia mengatakan Ukraina berhasil menghancurkan 47 rudal tersebut, termasuk 20 yang menuju ke Kiev.
Baca Juga: Tak Mau Kalah, Rusia Siap Kerahkan Robot Tank Kecil Pemburu Tank Leopard dan Abrams di Ukraina
Dinukil dari Newsweek, Kepala Intelijen Estonia Margo Grosberg mengatakan, berdasarkan kemampuan Rusia memproduksi amunisi berpemandu presisi, mereka hanya mampu melakukan serangan ke Ukraina hanya sampai tiga atau empat bulan lagi.
Hal ini, kata dia, adalah prospek paling optimistis terkait berapa lama serangan Rusia bisa berlanjut.
Tetapi, Grosberg juga menegaskan ada prospek paling pesimistis yaitu Rusia berpotensi melanjutkan serangan selama enam hingga sembilan bulan lagi.
Ia pun menambahkan, berapa lama serangan akan berlangsung pada akhirnya akan tergantung pada berapa banyak amunisi berpemandu presisi yang dimiliki Rusia, dan produksi rudal yang berkelanjutan.
Sumber : Newsweek
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.