Mereka ditetapkan sebagai kelompok teroris asing oleh Amerika Serikat, dan juga berada di bawah sanksi PBB.
Haqqani memiliki reputasi sering menggunakan pelaku bom bunuh diri dengan kekuatan besar, mobil dan truk yang penuh bahan peledak dalam jumlah besar. Haqqani Network sudah menunjukkan kemampuan untuk melakukan serangan yang rumit dan memakan banyak korban pada target utama termasuk instalasi militer dan kedutaan.
Pada Oktober 2013, pasukan Afghanistan mencegat sebuah truk Haqqani di Afghanistan timur yang berisi hampir 28 ton (61.500 pon) bahan peledak, menurut Pusat Kontraterorisme Nasional AS.
Haqqani juga dituduh melakukan pembunuhan berencana, termasuk upaya pembunuhan terhadap presiden Hamid Karzai tahun 2008 dan penculikan pejabat dan warga negara Barat, untuk ditukar tebusan uang dan pertukaran tawanan.
Haqqani Network juga telah lama dicurigai memiliki hubungan mesra dengan militer Pakistan. Laksamana AS Mike Mullen pada tahun 2011 menggambarkan mereka sebagai "tangan kanan" intelijen Islamabad .
Pakistan membantah tuduhan itu.
Haqqani juga memberikan kontribusi besar pada barisan pertempuran Taliban, dan merupakan "pasukan paling siap tempur" kelompok itu, kata pemantau PBB dalam sebuah laporan Juni.
Para pemantau juga menggambarkan jaringan tersebut sebagai "penghubung utama" antara Taliban dan Al-Qaeda.
Baca Juga: Foto-Foto Terbaru yang Memilukan Sekaligus Mengharukan dari dalam Bandara Kabul Afghanistan
- Apa peran Haqqani Network dalam rezim baru Taliban? -
Haqqani Network muncul sebagai pemain serius dalam proyek politik Taliban dengan setidaknya dua pemimpin mereka di Kabul saat pembicaraan dimulai untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Pengangkatan resmi Sirajuddin Haqqani ke posisi wakil pemimpin enam tahun lalu memperkuat peran itu, kata para analis.
Dan pembebasan saudaranya Anas dari tahanan Afghanistan pada tahun 2019 dipandang sebagai langkah untuk membantu memulai pembicaraan langsung AS-Taliban yang akhirnya mengarah pada penarikan pasukan.
Sirajuddin Haqqani bahkan menulis opini di The New York Times tahun 2020, menguraikan posisi Taliban dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat dan konflik di Afghanistan. Dalam nada diplomatik, ia pula menyangkal reputasi kekerasan kelompok mereka.
Pertengahan minggu lalu, Anas Haqqani berkunjung ke kediaman pribadi mantan presiden Hamid Karzai dan mengadakan pembicaraan, sementara pamannya, Khalil Haqqani terlihat memimpin salat di Kabul pada Jumat (20/08/2021).
Sirajuddin dan Khalil, keduanya masih terdaftar sebagai buronan Amerika Serikat, dengan hadiah jutaan dolar per orang.
Sumber : France24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.