"Target untuk mengurangi emisi itu penting, tetapi tanpa kebijakan yang tepat, target tersebut tidak akan tercapai," tambahnya.
Target pengurangan 78 persen terbaru untuk pertengahan dekade berikutnya adalah di antara rekomendasi yang dibuat tahun lalu oleh badan penasehat independen pemerintah Inggris, Komite Perubahan Iklim (CCC).
Untuk pertama kalinya ini juga akan mencakup pengurangan emisi dari penerbangan dan pelayaran barang internasional, yang merupakan permintaan lama dari para aktivis lingkungan.
Baca Juga: Amerika Serikat dan China Sepakat Bekerja Sama Atasi Krisis Perubahan Iklim
CCC mencatat harus ada lebih banyak kendaraan listrik, perluasan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, pengurangan konsumsi daging dan susu, dan penanaman hutan baru.
Inggris berjanji untuk meningkatkan kemampuan produksi listrik tenaga angin lepas pantai sebesar empat kali lipat dalam dekade berikutnya, dan berencana untuk melarang penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel mulai tahun 2030.
Namun, pemerintah Johnson terus-menerus menghadapi kritik bahwa retorikanya tentang perubahan iklim belum diimbangi dengan kebijakan yang berarti.
Skema subsidi utama untuk membantu meningkatkan efisiensi energi rumah tangga baru-baru ini ditarik kembali setelah peluncuran yang kacau balau.
Para pemerhati lingkungan juga geram. Pemerintah Inggris mengatakan bulan lalu mereka dapat memberikan izin pengeboran minyak dan gas lebih lanjut di Laut Utara.
Greenpeace Inggris mengatakan komitmen emisi terbaru bisa menjadi janji global paling berani yang akan datang minggu ini tetapi memperingatkan "target jauh lebih mudah untuk ditetapkan daripada untuk dipenuhi".
"Jadi kerja keras dimulai sekarang," kata kepala urusan politik Greenpeace, Rebecca Newsom.
"Untuk benar-benar memenuhi komitmen ini, langkah-langkah baru untuk mengurangi emisi dari rumah dan transportasi harus sudah dilakukan," tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.