Perundungan verbal cenderung sulit dikenali, sebab hal itu biasanya terjadi ketika tidak ada orang dewasa di sekitar.
Pelaku biasanya akan melakukan penindasan terhadap korban, misalnya mengolok-olok, menggoda, memanggil nama dengan sebutan yang tidak pantas, menghina, serta mengintimidasi.
Perundungan relasional adalah bentuk tidak langsung dari penindasan. Hal ini sering terjadi di belakang orang yang menjadi korban.
Tujuan perundungan ini yakni untuk merendahkan korban di hadapan anak-anak lainnya. Pelaku melakukan hal yang merusak nama baik orang lain, seperti menyebar gosip atau membicarakan kekurangan korban.
Baca Juga: Pelaku Bullying di SMP Plus Baiturrahman Tak Dikeluarkan, tapi Dijatuhi Sanksi Ini
Cyberbullying adalah bentuk perundungan yang berkembang seiring kemajuan teknologi digital. Perundungan siber ini memiliki sifat yang berbeda dari perundungan lain.
Perundungan siber termasuk bentuk intimidasi yang cukup parah. Pasalnya, pelaku bisa saja bersembunyi di balik akun anonim yang sulit ditemukan.
Selain itu, biasanya perundungan siber juga berlangsung lama dan membuat korban merasa tidak aman.
Perundungan jenis ini terjadi berdasarkan ras, agama, etnis atau orientasi seksual tertentu. Perundungan berdasarkan prasangka ini bisa merugikan secara langsung.
Selain itu, jenis perundungan satu ini juga cukup berbahaya karena bisa mengundang kejahatan rasial.
Baca Juga: Tak Cuma Ditendang, Korban Bullying di SMP Plus Baiturrahman Juga Pernah Diludahi
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.