JEMBER, KOMPAS.TV - Petani di Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, membiarkan tanaman jagung seluas 30 hektar, mengering.
Mereka sengaja tidak memanen, karena harga jagung anjlok.
Dari harga normal, kisaran Rp2.300 hingga Rp2.800 per kilogram, turun menjadi Rp1.600 hingga Rp1.700 per kilogram.
Harga tersebut tidak seimbang dengan biaya operasional, mulai dari tanam, perawatan, hingga panen, yang mencapai Rp26 juta per hektar.
Baca Juga: Sebagai Rasa Syukur Atas Limpahan Hasil Panen, Suku Dayak Gelar Festival
Sedangkan dengan harga tersebut, petani hanya mendapatkan hasil penjualan, Rp19 juta per hektar.
Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia atau HKTI Jember, berharap pemerintah mengeluarkan regulasi, terkait batasan harga terendah, penjualan komoditas pangan, yang dapat menguntungkan petani.
Selain harganya murah, kualitas jagung juga buruk, karena kurangnya pasokan pupuk subsidi.
Sedangkan pupuk non subsidi harganya lima kali lipat lebih mahal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.