A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Satu Kampung di Garut Diisolasi Usai Ada yang Meninggal, 315 KK Harus Diam di Rumah

Kompas TV regional berita daerah

Satu Kampung di Garut Diisolasi Usai Ada yang Meninggal, 315 KK Harus Diam di Rumah

Kompas.tv - 22 April 2020, 15:18 WIB
satu-kampung-di-garut-diisolasi-usai-ada-yang-meninggal-315-kk-harus-diam-di-rumah
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman memberikan arahan kepada camat dan kepala desa terkait isolasi mandiri satu kampung, di depan pintu masuk kampung yang diisolasi, Rabu (22/04/2020). (Sumber: KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG)
Penulis : Fadhilah

KOMPAS.TV – Satu Kampung di Kabupaten Garut, Jawa Barat, akhirnya diisolasi mulai hari ini, Rabu (22/04/2020). Tepatnya di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.

Isolasi satu kampung itu dilakukan setelah ada salah satu warganya yang meninggal dunia dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) positif Covid-19 dari hasil uji labolatorium dengan sampel swab.

“Iya ini isolasi mandiri, pertimbangannya pertama adalah daerah ini sudah bisa ditetapkan sebagai zona merah, karena di sini ada yang positif dan meninggal, yang kedua kontak eratnya yang paling banyak itu kumpul di kampung ini, ada sekitar 41 kepala keluarga,” Jelas Wakil Bupati Garut Helmi Budiman dikutip dari Kompas.com, Rabu (22/04/2020).

Baca Juga: Bupati Garut Ungkap 1 Warganya Positif Covid-19, Ternyata Pemudik dari Jakarta

Helmi yang ditemui saat memeriksa kesiapan isolasi di Desa Cigedug mengungkapkan, untuk memaksimalkan upaya-upaya penanganan, pemerintah daerah bersama aparat desa setempat akhirnya sepakat melakukan isolasi di kampung yang ditempati 315 kepala keluarga (KK) tersebut.

“Tentu dengan jaminan kehidupannya, kita menyiapkan minimal untuk 10 hari ke depan. Ada 315 KK yang akan diisolasi mandiri, mungkin kampung di sekitarnya juga akan dalam pengawasan ketat,” katanya.

Awalnya Protes Harus Isolasi

Ditemui ditempat yang sama, Mia Herlina Camat Cigedug mengakui, pada awalnya masyarakat sempat protes juga saat akan dilakukan isolasi mandiri.

Namun, setelah dikomunikasikan bersama aparat desa, akhirnya masyarakat secara sukarela mau mengikuti prosedur isolasi mandiri.

“Mulai hari ini, setelah semua menerima bantuan sembako untuk 10 hari ke depan, warga harus diam di rumah, kalau ada keperluan apapun, bisa menghubungi satgas dari desa yang berjaga,” jelasnya.

Basit Abdul Kodir, Kepala Desa Cigedug menuturkan, masyarakat sudah siap untuk melakukan isolasi mandiri.

Menurutnya, mereka menyadari betul isolasi ini untuk kepentingan dirinya dan masyarakat banyak.

Kampung yang diisolasi mandiri sendiri, lokasinya sedikit menjorok ke dalam dari ruas jalan yang menghubungkan Kecamatan Cigedug dengan Kecamatan Cikajang.

Baca Juga: Kronologi 26 KK di Perumahan Sleman Diisolasi, Berawal Lansia Positif Covid-19 Ikut Kerja Bakti

Pintu Masuk Kampung Dijaga Satgas

Ada tiga jalan yang bisa jadi pintu masuk ke kampung tersebut dari jalan raya. Semuanya, akan dijaga satgas Covid-19 Desa Cigedug.

Sementara, sebuah posko dibangun di dekat pintu masuk kampung tersebut yang dijadikan tempat menampung bantuan dari berbagai pihak untuk warga yang diisolasi.

Untuk bantuan pertama, sebanyak 350 paket sembako pun telah diturunkan di posko dan akan langsung disebarkan kepada warga seiring diberlakukannya isolasi mandiri.

Baca Juga: Diminta Isolasi, Satpam Positif Corona Malah Mudik, Tahlilan dan Main Voli

3 Kecamatan Social Distancing Ketat

Helmi menambahkan, selain satu kampung diisolasi, ada tiga kecamatan sekitar Kecamatan Cigedug, yaitu Kecamatan Cikajang, Bayongbong, dan Cisurupan yang akan diberlakukan kebijakan social distancing dan phsyical distancing secara ketat.

“Kalau di Bayongbong dan Cisurupan, memang belum ada yang reaktif, tapi pasien yang meninggal kemarin sempat dirawat di Puskesmas Cisurupan, keluarganya juga tersebar dan yang sempat menengok dan yang ikut menguburkan itu cukup banyak,” kata Helmi.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x