JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah resmi memberlakukan aturan larangan merokok di tempat umum.
Larangan merokok di tempat umum ini merupakan implementasi dari berlakunya Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya dengan nomor 110 Tahun 2021.
Aturan ini telah berlaku per 1 Juni 2022 lalu dan berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Peraturan Daerah (Perda) Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Semenjak Perda tersebut dikeluarkan, pihak Pemkot Surabaya terus gencar untuk melakukan sosialisasi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, aturan ini diberlakukan demi melindungi hak setiap masyarakat untuk mendapatkan udara yang bersih di fasilitas umum.
Juga bertujuan melindungi hak asasi manusia dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui pengendalian terhadap bahaya asap rokok.
"Tolok ukur keberhasilan pemerintah kota adalah untuk menyadarkan. Prinsipnya, boleh merokok asal tidak mengganggu orang lain yang tidak merokok," kata Eri dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/6/2022).
Dengan berlakunya larangan tersebut, Eri pun meminta, bagi masyarakat yang merokok untuk melakukan aktivitasnya tersebut di ruang khusus (area merokok) yang telah disediakan oleh Pemkot Surabaya di berbagai fasilitas umum.
Baca Juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, WHO Serukan Stop Merokok demi Selamatkan Bumi
Pemkot Surabaya resmi telah memberlakukan aturan larangan merokok di tempat umum atau fasilitas umum per 1 Juni 2022.
Fasilitas umum yang dimaksud adalah sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lainnya.
Sementara untuk tempat umum meliputi hotel, restoran, rumah makan, warung/kafe dan sejenisnya, jasa boga, terminal, pelabuhan, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), taman, ruang terbuka hijau, gedung, stadion, pasar, monumen hingga jembatan.
Meski begitu, aktivitas merokok tidak sepenuhnya dilarang di tempat atau fasilitas umum.
Pemkot Surabaya mewajibkan bagi pengelola tempat atau fasilitas umum untuk menyediakan area merokok baik di ruangan terbuka atau tertutup.
Jika ruang terbuka, maka area merokok harus berhubungan langsung dengan udara luar sehingga asap rokok dapat tersirkulasi dengan baik.
Sedangkan untuk ruang tertutup, area merokok harus terpisah dari ruang lain yang digunakan untuk beraktivitas.
Baca Juga: Sadis! Ditegur karena Merokok Didekat Anaknya, Pria Bunuh Tetangganya
Setiap area merokok juga harus menyediakan tempat untuk pembuangan sisa rokok serta penyaring udara untuk pembuangan asap rokok.
Dengan resminya aturan larangan merokok di tempat umum ini, tentunya akan ada sanksi yang diberikan bagi yang melanggar.
Sanksi yang diberikan ada bermacam-macam dari membayar denda hingga melakukan kerja sosial.
Aturan ini tidak terbatas hanya untuk individu melainkan juga untuk pengusaha atau pengelola tempat.
Bagi individu pelanggar, sanksi yang diberikan mulai dari teguran lisan, denda administratif sebesar Rp250.000,- hingga paksaan pemerintahan berupa kerja sosial.
Sementara untuk pengusaha atau pengelola tempat diberikan sanksi yang berjenjang mulai dari peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan, denda administratif, hingga pencabutan izin.
Untuk denda administratif sendiri jumlahnya lebih besar dari denda yang diberlakukan untuk individu.
Baca Juga: Terungkap Fakta Baru Jatuhnya EgyptAir yang Tewaskan 66 Orang. Ternyata karena Pilot Merokok
Besarnya jumlah denda akan dikelompokkan berdasarkan kelas usaha mulai dari usaha mikro (Rp500.000), usaha kecil (Rp1 juta), usaha menengah (Rp5 juta) dan usaha besar (Rp15 juta).
Meski sudah memberlakukan aturan larangan merokok serta sanksi yang akan diterima, Eri memastikan pihak Satpol PP yang menjadi penegak perda akan melakukan tugasnya dengan pendekatan humanis.
"Kami sampaikan kepada teman-teman (petugas), untuk tidak secara langsung menghukum," kata Eri.
"Namun, bagaimana caranya mengubah kebiasaan. Seperti halnya menyeberang jalan. Meskipun ada barier saja, kadang diseberangi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Nanik Sukristina mengatakan aturan ini sejatinya sudah berlaku sejak Januari lalu.
"Sebenarnya, aturan ini sudah kami lakukan sejak Januari lalu. Kami berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan, perhotelan, mall, hingga sekolah. Kemudian, juga berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama," ujar Nanik.
Dia juga berharap, larangan merokok di tempat umum bisa ditaati oleh semua pihak demi kebaikan dan kesehatan bersama.
Baca Juga: Heboh Video Penumpang Merokok di Kereta hingga Diturunkan Petugas, KAI Buka Suara
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.