Baca Juga: Jokowi Tegaskan Praktik Keagamaan Tidak Toleran yang Disertai Kekerasan Harus Hilang dari Indonesia
Lebih lanjut, Emil berbicara mengenai soal perlunya dialog yang dilakukan oleh para tokoh lintas agama.
Bahkan, ia mengajak para tokoh lintas agama tersebut berani mendiskusikan sesuatu yang bersifat sensitif untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman.
"Harus berani mendiskusikan hal-hal yang sensitif ya, jangan dipendam karena hal sensitif itulah yang akhirnya tidak masuk ke dalam kepemahaman mereka yang berdialog," ucap Emil.
Menurut Emil, forum dialog sangat penting dalam proses pemahaman pandangan dalam suatu masalah.
"Pada dasarnya mereka yang tidak mau berdialog tidak bisa memahami perspektif berbeda terhadap suatu masalah. Saya titip agar rajin mendiskusikan antara mereka yang berbeda. Jangan selalu berdiskusi dengan mereka-mereka yang sama," ujarnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta LDII Tingkatkan Toleransi dalam Sosial Keagamaan
Selanjutnya, di era digital sekarang ini, Emil menuturkan, perlunya masyarakat waspada terhadap pengaruh negatif dari luar seperti ekstrimisme dan radikalisme yang mudah ditemukan di media sosial.
"Kita harus lindungi jamaah. Kita lindungi umat kita dari kelompok di media sosial yang menarasikan bahwa perbedaan bukan rahmat tapi perbedaan itu kebencian,” katanya.
“Itu yang harus kita lawan, itu yang harus secara sistematis kita kuasai," tambahnya.
Ia pun berharap Kantor Kementrian Agama Jawa Barat dapat membimbing warga dan mengelola keberagaman serta toleransi di Tanah Pasundan.
"Kita buktikan bahwa menjadi provinsi yang jumlah penduduknya terbesar tapi juga menjadi provinsi paling baik dalam mengelola keberagaman, mengelola toleransi, dan lain sebagainya," tutur Emil.
Baca Juga: Jokowi Ajak LDII Terus Tingkatkan Toleransi: Praktik Keagamaan Eksklusif dan Tertutup Picu Penolakan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.