YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Beragam informasi seputar Covid-19 yang tidak tepat atau hoaks kerap mengakibatkan disinformasi.
Pakar kesehatan UGM pun membedah enam hoaks yang kerap beredar di kalangan masyarakat.
1. Vaksin Covid-19 berbahaya
Pakar alergi imunologi UGM Deshinta Putra Mulya menegaskan jika hal tersebut tidak tepat. Sebab, pembuatan vaksin telah melalui serangkaian penelitian panjang baik untuk melihat kemampuan membentuk antibodi, efek samping, hingga efikasi.
2. Vaksin Covid-19 mengandung chip
Ia menjelaskan vaksin moderna dirancang untuk mengubah DNA manusia dan vaksin Covid-19 memiliki chip untuk melacak orang.
“Tidak benar vaksin Covid-19 ada chipnya, tidak bisa chip dimasukan melalui injeksi,” ujarnya dalam webinar bertajuk Mitos vs Fakta Seputar Covid-19; Pencegahan, Vaksin, Diagnosis, dan Terapi, Rabu (24/3/2021).
Baca Juga: Kemenkominfo Beberkan Ribuan Informasi Hoaks Covid-19 dan Vaksinasi, Tersebar di Media Sosial
3. Vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan Covid-19 baru di seluruh dunia
Deshinta menjelaskan jika hal tersebut tidak benar sebab virus Covid-19 dalam vaksin telah dimatikan sehingga tidak akan menimbulkan mutasi.
4. Tidak perlu mematuhi protokol kesehatan setelah divaksin Covid-19
Ia menegaskan itu juga salah karena antibodi tidak langsung terbentuk setelah vaksin. Selain itu efikasi masing-masing vaksin beda, tidak ada yang 100 persen sehingga masih ada peluang terinfeksi.
Baca Juga: Ribuan Hoaks Covid-19 Tersebar di Media Sosial, Menkominfo Sebut Telah Blokir Sebagian Besarnya
5. Minum mecobalamin dapat mengobati anomsia sebagai gejala Covid-19
Pakar pulmonologi UGM Ika Trisnawati mengarahkan informasi itu tidak benar. Sebab pengobatan untuk anosmia tidak menggunakan jenis obat-obatan tersebut.
Demikian halnya dengan penggunaan obat herbal China Lianhua Qingwen tidak dapat membantu mengurangi perburukan kondisi Covid-19. Lianhua adalah obat herbal yang memiliki kandungan untuk menurunkan demam, membersihkan dahak saluran pernafasan, meringankan nyeri tenggorokan.
"Obat ini memang bisa membantu tapi bukan mengurangi kondisi pasien Covid-19 memburuk,” tuturnya.
6. Mutasi virus Covid-19 sangat mematikan
Ika mengatakan, informasi tersebut tidaklah tepat. Dari sejumlah penelitian diketahui mutasi virus Covid-19 memang terbukti memiliki daya infeksi yang lebih besar. Meskipun demikian, belum terdapat bukti ilmiah yang menyebutkan mutasi Covid-19 menjadi sangat mematikan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.