Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Belva menerima gelar ganda dari 2 universitas bergengsi di AS. Gelar MPA didapat dari Harvard University dan gelar MBA didapatnya dari Stanford University.
Keduanya merupakan beasiswa penuh berbasis prestasi. Dengan beasiswa pula, dia mampu mendapat gelar sarjana Bisnis dan Ilmu Komputer di Nanyang Technological University Singapura.
Saat itu, dia memenangkan medali emas 3 kali lipat untuk melengkapi kedua kelompoknya secara akademis selama 4 tahun di universitas.
Sebanyak 17 gelar kehormatan telah diterima Belva sejauh ini. Yang terbaru, Belva masuk dalam daftar 40 Under 40 versi Majalah Prestige pada Oktober 2018 dan Asean 40 Under 40 versi Asean Advisory pada Juli 2018.
Pada 2017, Belva juga masuk dalam daftar 30 Under 30 fersi Majalah Forbes. Karyanya diliput secara luas oleh media lokal maupun internasional.
Baca Juga: Isi Surat Terbuka Belva Terkait Pengunduran Diri dari Stafsus
Pendirian Ruangguru
Berdirinya Ruangguru bermula dari keprihatinan Belva pada sistem pendidikan. Menurut Belva, banyak anak-anak Indonesia yang punya potensi besar, namun tak punya banyak kesempatan untuk berkembang.
Kualitas pendidikan yang rendah jadi faktor utamanya. Bahkan pendidikan di kota besar seperti Jakarta saja, jauh tertinggal dengan pendidikan di negara-negara maju.
"Salah satu Professor dari Harvard University, dia bikin artikel menghitung level pendidikan anak-anak Jakarta itu dimana lalu dibandingkan negara maju," ujar Belva saat menjadi pembicara dalam acara DBS Asian Insight Conference, Februari 2019 lalu, dikutip dari Kompas.com.
Ternyata untuk mengejar ketertinggalan butuh waktu 128 tahun. Luar biasa tertinggal," sambung bos Ruangguru itu.
Penyebabnya, tentu saja mulai dari infrastruktur sekolah yang memadai, kurangnya guru yang berkualitas, hingga minimnya buku bacaan.
Baca Juga: Stafsus Jokowi Belva Devara Ditantang Ekonom Debat Soal Kartu Prakerja
Sampai pada satu hari, dia mencoba untuk mengaplikasikan penggunanan teknologi untuk sarana belajar dan mengajar.
Tentu saja ide tak datang dari langit, tetapi hasil dari proses diskusi yang tak sebentar.
"Kita bisa tahu cara memecahkan suatu masalah setelah kita coba dan dapat feedback-nya, terus sembari kita ngobrol di warung-warung, dengan siswa, kepala sekolah, hingga Kemendikbud," kata dia saat itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.