MAGELANG, KOMPAS.TV – Bupati Indramayu Lucky Hakim berencana melakukan efisiensi perjalanan dinas hingga kunjungan kerja. Dia juga akan melakukan optimalisasi sektor pendidikan, seperti pembangunan ruang kelas baru.
Lucky menyampaikan hal itu menjawab pertanyaan wartawan seusai penutupan retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025).
“Untuk efisiensi adalah itu tadi, pertemuan-pertemuan yang biasa dilakukan di luar, kita lakukan tetap di dalam (kantor), FGD-FGD (focus group discussion),” tuturnya.
“Diskusi itu penting tapi nggak harus pergi ke mana, nggak harus sewa hotel, ballroom, toh sebenarnya saat ini sudah ada yang namanya online meeting dengan aplikasi-aplikasi.”
Ia mengakui ada kunjungan kerja yang memang benar-benar perlu dilaksanakan. Tetapi, ada juga yang sebenarnya tidak terlalu perlu.
“Maka kita akan efisiensi di kunjungan-kunjungan, FGD-FGD, perjalanan-perjalanan dinas. Optimalisasinya di mana? Yang riil, misalnya membangun ruang kelas baru, lalu infrastruktur seperti jalanan.”
Baca Juga: Cak Imin Ungkap Alasan Pengarahan Presiden kepada Kepala Daerah Tertutup: Banyak Materi Strategis
“Tapi kalau bangunan-bangunan yang kadang bikin gedung ini itu yang sebenarnya tidak perlu dibangun lagi tapi tinggal dioptimalkan saja,” tambah Lucky.
Ia mengatakan, saat berbicara mengenai efisiensi, sisi lainnya adalah optimalisasi. Menurutnya, kepala daerah harus benar-benar bisa melihat skala prioritas.
“Prioritas itu penting dan ada skalanya mana yang lebih penting, mana yang harus didahulukan. Ada hal penting tapi tidak emergency, tidak darurat. Ada hal-hal yang saat ini menurut saya Indonesia harus lebih aware (sadar/tahu) sama yang namanya uang rakyat.”
“Uang rakyat ini kan dikelola oleh pemerintah dan itu setiap sepeser rupiah uang rakyat itu harus dipertanggungjawabkan,” tambahnya.
Dia mengatakan, hal itu akan dapat dilakukan dengan baik jika ada efisiensi dan keselarasan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.
“Itu sebabnya kita akan menyamakan anggaran kebijakan yang ada di kabupaten dengan di pusat dan provinsi.”
Mengenai retret kepala daerah yang telah ia ikuti selama sepekan terakhir, Lucky mengaku mendapat banyak hal baru.
Dia menyebut, materi mungkin saja bisa diperoleh di internet dan aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), tapi yang ia peroleh dalam retret kali ini lebih dari itu.
Baca Juga: Presiden Prabowo: Harga Tiket Pesawat dan Tarif Tol Turun | PERSIAPAN RAMADAN
“Mungkin saya bisa dapatkan dari Google, ChatGPT, bisa saja kalau materinya, kan gitu. Tapi kan tidak ada unsur rasanya.”
“Secara teori kita bisa buka APBN, tapi kebersamaan dan kita bisa bertanya langsung, ada momen-momen diskusi antarkepala daerah. Saya jadi banyak sekali kenal bupati, wali kota, bahkan gubernur,” kata dia.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.