Kompas TV nasional hukum

Kompolnas Ungkap Temuan Fakta Kasus Sabung Ayam di Lampung: Penembak Diduga Menargetkan Kapolsek

Kompas.tv - 22 Maret 2025, 18:56 WIB
kompolnas-ungkap-temuan-fakta-kasus-sabung-ayam-di-lampung-penembak-diduga-menargetkan-kapolsek
Petugas menurunkan jenazah anggota Polri yang tewas tertembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam, setibanya di RS Bhayangkara Polda Lampung, Lampung, Selasa (18/3/2025). Sebanyak tiga anggota Polri yaitu Kapolsek Negara Batin Way Kanan Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda M Ghalib Surya Nanta tewas ditembak oknum anggota TNI saat menggerebek judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung. (Sumber: ANTARA FOTO/Dian Hadiyatna/nym.)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS TV – Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam mengungkapkan sejumlah fakta baru terkait kasus penembakan tiga anggota polisi di lokasi judi sabung ayam, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Ia menyebut, penembakan yang diduga dilakukan oleh dua prajurit TNI itu memang menargetkan Kapolsek Negara Batin Lusiyanto dan dua anggota polisi lainnya yang sedang melakukan penggeberekan pada Senin (17/3/2025), lalu.

"Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain. Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam. Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau," kata Choirul dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Sabtu (22/3/2025). 

Baca Juga: Beredar Dugaan Setoran Uang Judi Sabung Ayam di Lampung Mengalir ke Aparat, Harus Diusut Tuntas

Choirul mengatakan, peristiwa itu terjadi dalam kondisi terang, bukan saat gelap atau petang, sehingga banyak saksi yang dapat melihat langsung pelaku dan senjata yang digunakan.

"Yang jelas ya, banyak orang yang bisa melihat secara langsung siapa pelakunya dan membawa senjatanya apa, karakternya apa. Karena ternyata ya momen itu bukan gelap, bukan petang, tapi masih terang-benderang walaupun jam 5 sore," ujar Choirul. 

Ia menyatakan Kompolnas memiliki rekaman video yang memperlihatkan peristiwa tersebut dengan jelas.

Menurut Choirul, saat kejadian, para petugas berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri. Saat itulah, mereka ditembak dari jarak dekat.

Selain itu, Choirul menegaskan kalau senjata yang digunakan dalam aksi penembakan bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan. Hal ini didasarkan pada temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

"Senjatanya adalah senjata pabrikan. Kenapa kami meyakini ini? Sederhana, ada proyektil peluru yang ada dalam tubuhnya Pak Kapolsek itu memiliki sidik jari balistik. Sehingga dalam dunia balistik tidak ada perdebatan. Itu adalah keluaran dari senjata pabrikan, tidak mungkin senjata rakitan," katanya.

Ia juga mempertanyakan mengapa hingga saat ini belum ada tersangka dalam kasus ini, meskipun fakta-fakta yang ada sudah cukup jelas.

"Tantangannya nih joint team ini, masa sudah hampir satu minggu belum ada tersangka? Faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya jelas. Apa masalahnya? Ayo kita kembali fokus lagi ke soal ini," ujarnya.

Ia menekankan bahwa transparansi dalam proses hukum sangat penting agar kredibilitas penegakan hukum tetap terjaga.

"Ayolah kita bekerja secara ilmiah. Dan jadi transparansi itu juga yang jadi catatan," katanya. 

Sebelumnya, dua anggota TNI yang diduga terlibat masih berstatus sebagai saksi. Kedua anggota tersebut, Pembantu Letnan Satu (Peltu) L dan Kopral Kepala (Kopka) B, hingga kini masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik.

Baca Juga: Keluarga Kenang Kejujuran Iptu Lusiyanto yang Gugur Ditembak: Kapolsek tapi Tidak Punya Rumah

Komandan Korem 043 Garuda Hitam, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Rikas Hidayatullah, mengonfirmasi bahwa penyelidikan masih berlangsung.

“Info dari penyidik untuk melengkapi bukti,” ujarnya saat dikutip dari Kompas.com, Sabtu (22/3/2025).

Hingga kini, belum ada kepastian mengenai apakah status keduanya akan meningkat menjadi tersangka.

"Masih saksi," ucapnya.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x