JAKARTA, KOMPAS.TV - Polisi menemukan ribuan konten foto hingga video dalam pengusutan kasus pornografi anak jaringan internasional yang menlibatkan anak Indonesia di bawah umur.
Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta, Kompol Reza Pahlevi menyebut para pelaku meraup keuntungan ratusan juta dari penjualan konten pornografi tersebut.
Kompol Reza mengungkapkan kasus tersebut terupngkap dari temuan tim yang melaksanakan patroli siber dan menemukan adanya jual beli video porno yang pemerannya anak di bawah umur.
Sejalan tersebut, kata dia, Federal Bureau of Investigation (FBI) juga melakukan kegiatan yang sama.
"Dari dua kegiatan yang parsial ini kita kawinkan informasi, sehingga kita bisa dapatkan satu pelaku yang diduga menikmati keuntungan ratusan juta rupiah dari hasil penjualan video porno," kata Reza Pahlevi dalam konferensi pers, Sabtu (24/2/2024).
Ia menyampaikan pembayaran penjualan di luar negeri dilakukan pelaku melalui Paypal dan dicairkan melalui bank nasional.
Menurut penjelasannya, pihaknya dapat mengakses informasi layanan keuangan digital yang berbasis di Amerika yakni PayPal tersebut dengan bantuan FBI.
"Dari koordinasi dengan FBI diketahui, pelaku menggunakan fasilitas PayPal untuk menerima kiriman uang dari anggota grup telegram yang melakukan pembelian terhadap video porno yang dijual ke sana," ujarnya, dikutip dari laporan jurnalis KompasTV, Eka Marlupy.
Dari hasil penelusuran dan penyelidikan dilakukan oleh penyidik, selanjutnya penyidik melakukan penangkapan terhadap pelaku berinisial HS.
Baca Juga: Kronologi Kasus Pornografi Anak Jaringan Internasional: Modus Mabar Game Online, 8 Anak Jadi Korban
Dari penangkapan tersangka HS tersebut, polisi kemudian melakukan penyitaan terhadap sejumlah perangkat elektronik milik tersangka berupa handphone dan hardisk, di mana didalamnya terdapat setidaknya 1.245 foto dan 3.870 video terkait ponografi anak tersebut.
"Kita rinci di sini ada 1.245 image foto dan 3.870 video," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama Wakapolresta Bandara Soekarno-Hatta AKBP Ronald Fredi Christian Sipayung menyebut tersangka HS menjual video pornografi anak dengan harga 50 dolar Amerika Serikat sampai dengan 100 dolar AS kepada klien yang berada di luar negeri.
"Untuk di luar negeri saja menggunakan platfrom PayPal dijual dengan 50-100 USD, untuk di Indonesia sendiri dijual sampai 300 ribu," kata Ronald.
Ia pun mengatakan berdasarkan harga yang dipatok dalam penjualan video porno tersebut, para pelaku memperoleh keuntungan hingga ratusan juta rupiah.
"Kalau kita hitung ribuan ada ribuan konten video dan foto, maka yang sudah di dapatkan pelaku adalah ratusan juta rupiah," jelasnya.
Menurut penjelasannya, sebanyak 8 anak di bawah umur menjadi korban kasus jaringan produksi film dan foto pornografi tersebut. Para korban berjenis kelamin laki-laki.
Sementara itu, polisi memproses hukum lima orang tersangka yang diduga terlibat kasus pornografi anak dengan jaringan internasional. Selain HS, empat tersangka lainnya yakni, MA, AH, KR, dan NZ.
Para tersangka dijerat dengan Pasal berlapis dengan hukuman pidana penjara minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun.
Baca Juga: Polisi Tangkap 5 Pelaku Penjual Video Pornografi Anak Jaringan Internasional: Korban di Bawah Umur
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.