JAKARTA, KOMPAS TV - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menjelaskan alasan pihaknya membeli 12 pepesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar.
Ia menyebut, pembelian itu untuk mengisi kekosongan pesawat tempur, karena pihaknya telah memesan pesawat tempur jenis rafale yang baru akan datang 3 tahun lagi.
"Iya saya sudah jawab pada kesempatan-kesempatan yang lain, jadi, Rafale pesawat teknologi Prancis generasi 4,5 ya. Kita sudah pesan dan yang pertama akan datang itu 36 bulan lagi, yang pertama. Dan sesudah itu, satu, satu, satu, satu," kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Kamis (6/7/2023).
Baca Juga: Kemhan Beli 12 Pesawat Tempur Mirage 2000-5 Bekas dari Qatar, Ternyata Ini Alasannya
"Mungkin skuadron pertama akan siap operasional kira-kira 4 tahun lagi ya, 48 bulan lagi skuadron pertama. Dari sekarang sampai 4 tahun, kita butuh suatu kekuatan militer. Nah itulah maksudnya kita mencari pesawat fighter interim yang bisa segera kita gunakan," sambungnya.
Mantan Pangkostrad itu mengakui bila pesawat tempur Mirage 2000-5 ini spesifikasinya tak sama dengan Rafale.
"Dan dari memang, tentunya pesawat Mirage 2000-5, memang tidak sama kecanggihan dan modernnya dengan Rafale. Ini Rafale kan teknologi terakhir, tetapi karena sama-sama buatan Dassault, dan saya dikasih penjelasan karena memang banyak sistemnya itu sebetulnya menuju ke tingkat Rafale."
"Jadi itu kita pakai, satu untuk kekuatan interim, sekaligus untuk membiasakan penerbang-penerbang kita dengan teknologi Prancis," ujarnya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu tak memusingkan bila banyak pihak yang seolah mendiskreditkan keputusan dirinya untuk membeli pesawat tempur tersebut.
"Jadi dan juga kebetulan memang banyak yang seolah-olah nyinyir, seolah-olah ya mau macam-macam, menilai bahwa diomongin pesawat bekas pesawat bekas, ya memang sering terpaksa kita beli pesawat yang tidak baru," ujarnya.
Ia menyebut, walaupun pesawat tempur Mirage bekas, tapi jam terbangnya masih cukup lama.
"Tapi sebetulnya jam terbangnya masih lama, jadi Mirage 2000-5 ini masih punya usia pakai ya kira-kira 15 tahun lagi, karena baru dipakai kurang lebih 30% flying hours yang bisa dipakai," kata Prabowo.
Selain itu, kata dia, banyak negara rebutan membeli pesawat tempur tersebut, karena situasi global yang sedang mengalami ketegangan.
"Sekarang banyak negara sedang rebutan di mana-mana, karena ketegangan meningkat di mana-mana, saya kira itu jawaban saya," ujarnya.
Sebelumnya, pengadaan pesawat Mirage beserta dukungannya itu dilakukan berdasarkan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022.
Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Beli 12 Pesawat Tempur Mirage 2000-5 Bekas dari Qatar
Berdasarkan dokumen yang diterima Kompas.com, pengadaan tersebut dituangkan dalam kontrak jual beli nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar 733.000.000 euro dengan penyedia Excalibur International dari Republik Ceko.
Rencananya, pesawat dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif dan akan ditempatkan di Skuadron Udara (Skadud) 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
“Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak,” ujar Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan Brigjen Edwin Adrian Sumantha saat dihubungi, Rabu (14/6/2023).
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.