JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini warganet heboh dengan nama akun Bjorka yang digunakan peretas atau hacker pembobol data pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Akun Bjorka muncul pada awal bulan September 2022 di situs peretas dan menjual data yang ia klaim berasal dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berisi 1,5 miliar data registrasi SIM card (kartu SIM seluler).
"Pada awalnya Bjorka mencari keuntungan finansial," kata Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya di Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Rabu (14/9/2022).
"Lalu memang dia mengikuti isu-isu Indonesia, kemungkinannya banyak. Bjorka memang ikuti isu itu atau dari followers (pengikut) dia yang memberikan informasi," imbuhnya.
Bjorka juga sempat menjadi trending topic di Twitter selama beberapa hari karena akunnya muncul di media sosial tersebut dan menyebarkan data sejumlah pejabat negara, di antaranya Menteri Kominfo Johnny G. Plate dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Baca Juga: Ramai Soal Bjorka, Pakar Siber Sebut Masalah Utama Pada Pengelolaan Data yang Buruk oleh Pemerintah
Menurut Alfons, ada kemungkinan Bjorka tidak hanya terdiri dari satu orang.
"Di dalam akun internet, orang bisa diakui hanya berdasarkan credential (username dan password -red). Jadi siapa pun yang memiliki credential Bjorka itu bisa dianggap sebagai Bjorka," terangnya.
Ia juga menjelaskan adanya kemungkinan rekening hasil penjualan data hasil retasan itu dijual kepada pihak lain.
"Jadi jangan mudah terlena dan ditipu kenyataan bahwa ini harus satu orang atau apa," tuturnya.
Menurut Alfons ada banyak kemungkinan terkait peretas dibalik nama Bjorka itu.
"Kemungkinan ini cukup banyak, tetapi saya cukup salut kalau memang dari pemerintah bisa mengidentifikasi, bisa menangkap Bjorka, akan terang-benderang, motifnya juga sudah jelas," jelasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.