JAKARTA, KOMPAS.TV - Belum lama ini, pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) tengah membahas wacana penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM).
Khususnya, BBM jenis subsidi dan penugasan seperti Pertalite yang mempunyai nilai oktan (RON) 90.
Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, pun menilainya sebagai satu kebijakan yang kurang tepat.
"Kalau (untuk) membatasi pembelian Pertalite, penetapan kriteria konsumen dengan MyPertamina itu (rasanya) sangat tidak tepat," kata Fahmy, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (4/6/2022).
Baca Juga: Harus Pakai Aplikasi MyPertamina, Siap-Siap Mobil Mewah Tak Bisa Lagi Konsumsi Pertalite
Alasannya, karena perumusan kriteria pembeli BBM subsidi itu memang sulit, sekalipun dengan memanfaatkan infrastruktur digital lewat aplikasi MyPertamina.
Selain itu, Fahmy juga menilai, mekanisme tersebut justru dapat membentuk perbedaan harga BBM subsidi dan non subsidi menjadi terlalu besar.
Kemudian, lanjut Fahmy, adanya dua harga yang jauh berbeda itu berpotensi menyebabkan moral hazard atau penyimpangan sosial, baik oleh pihak SPBU maupun konsumen.
"Berdasarkan alasan tersebut, sebaiknya rencana pembatasan Pertalite dan Solar melalui penetapan kriteria dengan MyPertamina harus dibatalkan," tegas Fahmy.
Baca Juga: Beli Pertalite dan Solar Akan Wajib Pakai Aplikasi MyPertamina, Begini Caranya
Namun, Fahmy tetap mencoba memberi masukan kepada pemerintah dan Pertamina jika tetap ingin menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai media transaksi BBM subsidi.
Caranya, yakni dengan menyederhanakan kriteria konsumen BBM jenis subsidi itu sendiri, yang dapat terlihat dari jenis kendaraannya.
Misalnya, pembelian BBM subsidi hanya bisa dilakukan oleh pengguna sepeda motor serta angkutan umum orang atau barang.
"Jadi, konsumen di luar keduanya tidak diperbolehkan menggunakan Pertalite maupun solar subsidi, sehingga harus migrasi ke Pertamax dan Bio Solar," jelas Fahmy.
Baca Juga: Beli Solar dan Pertalite Harus Pakai MyPertamina, Kendala Buat yang Enggak Punya Ponsel
Sebelumnya, wacana penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM subsidi itu sempat disampaikan oleh anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman.
Saleh mengatakan, rencana penerbitan petunjuk teknis (juknis) pembelian BBM subsidi dengan MyPertamina masih dalam proses dan tergetnya bisa diimplementasikan mulai tahun ini.
Menurut penjelasan Saleh, nantinya akan ada integrasi data yang berisi tentang batasan kuota pembelian hingga kriteria konsumen BBM jenis Pertalite.
"Jadi, (konsumen) mesti registrasi dulu di MyPertamina, lalu diverifikasi oleh BPH Migas, yang tentu bekerja sama dengan instansi terkait," terang Saleh.
Kendati demikian, Saleh tak menampik bahwa wacana itu pastinya memiliki tantangan terkait kondisi masyarakat yang belum secara menyeluruh tersentuh teknologi, terutama ponsel pintar.
Oleh sebab itu, perihal teknis di lapangan masih perlu kajian lebih lanjut dan sosialisasi ke masyarakat sebelum penerapannya kelak.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.