"Rekombinan khusus ini, XE, telah menunjukkan tingkat pertumbuhan yang bervariasi dan kami belum dapat memastikan apakah ia memiliki keunggulan pertumbuhan yang sebenarnya. Sejauh ini tidak ada cukup bukti untuk menarik kesimpulan tentang penularan, keparahan atau efektivitas vaksin," ujar Prof Susan, dikutip dari Cosmopolitan, Jumat (8/4/2022).
Omicron XE disebut tidak memiliki gejala yang berat, tetapi menyebar dengan cepat.
Adapun gejala Omicron XE yang paling awal adalah kelelahan dan pusing diikuti oleh sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot dan demam.
Tetapi gejala paling umum dari virus Corona seperti hilangnya penciuman dan rasa jarang dilaporkan pada orang yang terkena varian Omicron XE.
Baca Juga: Bebas Visa dan Karantina saat Muncul Omicron XE, Epidemiolog: Pemerintah Kurang Hati-Hati
Beberapa gejala masalah kesehatan lain seperti diare, mual, muntah, sakit perut dan lain-lain juga umum dirasakan.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih memantau perkembangan dan belum berencana melakukan pengetatan aktivitas masyarakat.
Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini belum ada kasus positif Omicron XE maupun XD di Indonesia.
"Jadi baik varian XE, XD, sampai dengan saat ini, kita belum mendeteksi kedua sub varian itu, jadi ini sebenarnya sampai hari ini juga WHO belum menyatakan ini sebagai varian baru,” kata Siti Nadia Tarmizi, Kamis (7/4) kemarin.
Siti Nadia menjelaskan, penularan Covid-19 di Indonesia saat ini masih didominasi oleh Omicron BA.1 dan BA.2.
“Nah BA.2 ini kita tahu kemarin baik di Hongkong, Inggris, dan Afrika Selatan itu menyebabkan terjadinya peningkatan, tetapi memang tidak sebesar BA.1,” jelasnya.
Kendati demikian, Siti Nadia menegaskan bahwa pemerintah masih tetap memantau dan mewaspadai potensi munculnya Covid-19 varian baru.
Sumber : Economic Times, Cosmopolitan
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.