“‘Anak kamu dulu minta tolong dengan Partai Demokrat’. Saya juga bilang SBY juga minta tolong pada saya supaya maju jadi presiden,” ucap Yusril.
Baca Juga: Jejak Yusril Ihza Mahendra: Jadi Tersangka di Era SBY, Gabung ke Jokowi dan Kini Bela Moeldoko
Yusril menuturkan, Susilo Bambang Yudhyono (SBY) saat Pilpres 2004 pun meminta dukungan dari Partai Bulan Bintang yang saat itu ketuanya adalah Yusril.
“Kalau saya enggak teken, enggak ada dalam sejarah Indonesia ini presiden yang namanya SBY. Jadi kan enggak enak kita ngomong begitu. Kenapa sih mesti menyerang pribadi orang,” kata Yusril.
Ia juga menyebut, sebelumnya pun pernah mendampingi kubu tertentu dalam konflik internal parpol lain.
“Saya dulu mewakili Aburizal Bakrie menghadapi konflik dengan Agung Laksono di tubuh Golkar. Begitu juga dengan Suryadharma Ali dengan Romahurmuzy, begitu juga Djan Farid dengan Romahurmuzy,” tutur Yusril.
"Tapi, mereka enggak mencaci saya secara pribadi. Mereka tidak mengatakan, ‘Anda ketua PBB, jangan ikut-ikutan’. Mereka sediakan advokat juga. Kita berdebat di pengadilan,” imbuhnya.
Meski begitu, Yusril mengakui ia juga menjadi Menteri Sekretaris Negara di bawah SBY. Ia pun mengatakan kerap membantu SBY.
“Berapa kali SBY meminta bantuan pada saya, baik persoalan hukum keluarganya, seperti Ibas maupun masalah pemerintahan,” ujarnya.
Baca Juga: Ini Materi yang Mau Diuji Kubu Moeldoko Terkait AD/ART Partai Demokrat