Namun, Direktur LBH Padang Wendra Rona Putra mempertanyakan kebenaran klaim itu.
“Ada video yang beredar dari istri korban, justru mengungkap fakta yang berbeda dari statement polda. Di video itu terlihat tidak ada anggota polisi yang terluka; kedua, si korban tidak membawa senjata. Tangan kosong. Menegaskan ada narasi yang tidak clear yang dibangun oleh polda terkait peristiwa penembakan itu,” kata Wendra, dikutip dari Tirto.id.
Wendra mengatakan, polisi juga tidak memperjelas status korban. Ia mendapat informasi berbeda soal status korban sebagai DPO kasus judi dan DPO kasus narkoba.
Catatan LBH Padang, sepanjang Januari 2021 sudah ada tujuh kasus brutalitas kepolisian menggunakan senjata api.
“Lima di antaranya terjadi di Kota Padang, satu di Kabupaten Lima Puluh Kota, dan satu lagi penembakan di Kabupaten Solok Selatan—kasus Deki,” ungkap Wendra.
4. Penembakan 3 Warga Makassar
TIga warga Jalan Barukang, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan menjadi korban penembakan polisi, Minggu (30/8/2020). Satu di antara tiga pemuda itu meninggal karena luka tembak di kepala.
Kejadian bermula saat seorang anggota polisi datang ke daerah tempat tinggal korban untuk menyelidiki kasus pengeroyokan. Polisi menanyakan alamat pada para pemuda yang sedang minuman keras.
Tiba-tiba salah seorang pemuda memukul polisi. Ada pula yang meneriaki anggota polisi itu sebagai maling.
Warga pun mengejar anggota polisi itu. Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Kadarislam mengatakan, polisi itu lalu mengeluarkan tembakan peringatan karena merasa terpojok.
Namun, tembakan ternyata mengenai 3 orang warga. Tak ada pemberitaan soal tindak lanjut kasus itu oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel.
Baca Juga: Wow, Polisi Berusia 91 Tahun Masih Berpatroli dan Belum Ingin Pensiun
5. Tembak Anak Istri dan Bunuh Diri
Aiptu Slamet Teguh Priyanto, anggota Polsek Tebet menembak istri dan anaknya pada Rabu (30/12/2020) siang. Slamet lalu bunuh diri.
Kejadian itu berlangsung di Kampung Parung Serah, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Peristiwa ini bermula dari cekcok rumah tangga.
Warga menemukan anak Slamet tertembak di dada kanan. Anak Slamet sempat dalam kondisi kritis karena tembakan itu. Sementara, istrinya tertembak di kaki.
Komisioner Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti meminta petinggi Polri memperhatikan kesehatan psikologi anggotanya.
“Bisa jadi beban anggota lebih berat karena harus menghadapi Covid-19, mencegah penularannya secara masif pada masyarakat dan dampaknya pada ekonomi, maka anggota Polri juga turut merasakan hal tersebut,” kata Poengky.
6. Ancam Tembak Karena Cemburu
Seorang anggota kepolisian berpangkat brigadir kepala mendatangi rumah pasangan suami istri di Jalan Jenderal Soedirman, Kelurahan Manurunge, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone. Polisi berinisial FA itu menuduh sang suami mengganggu istri FA.
Baca Juga: KPK Dilemahkan, Novel Baswedan Minta Kapolri Benahi Korupsi Internal Kepolisian
FA pun mengeluarkan senjata api dan mengancam menembak seluruh rumah, Minggu (31/1/2021).
“Polisi ini cemburu sama adik ipar saya dan menuduh sering mengganggu istrinya. Padahal tidak ada hubungan apa-apa. Cuma kebetulan adik ipar saya teman baik dengan istrinya mulai sejak SMA dulu,” kata YS, kakak ipar korban.
Kapolres Bone, AKBP Try Handoko kabar itu. Namun, ia enggan membeberkan kasus itu lebih lanjut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.