Studi lain juga menemukan, orang yang mengonsumsi salmon atau suplemen EPA dan DHA mengalami penurunan penanda inflamasi C-reactive protein (CRP).
3. Brokoli
Brokoli menjadi makanan anti inflamasi selanjutnya.
Sayuran ini kaya akan sulforaphane, yakni senyawa antioksidan yang dapat melawan peradangan dengan mengurangi kadar sitokin dan NF-kB.
Sitokin adalah molekul kecil yang berperan sebagai pembawa pesan dalam sistem kekebalan tubuh.
Ketika tubuh mengalami peradangan, produksi sitokin akan meningkat.
Sulforafane membantu mengurangi produksi sitokin berlebih, sehingga peradangan dapat terkendali.
NF-kB adalah protein yang berperan dalam mengatur ekspresi gen yang terlibat dalam peradangan.
Sulforafane bekerja dengan cara menghambat aktivitas NF-kB, sehingga mengurangi produksi protein-protein yang memicu peradangan.
4. Alpukat
Alpukat kaya akan senyawa antioksidan dan anti-inflamasi seperti vitamin E dan fitokimia.
Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam melawan radikal bebas yang dapat memicu peradangan dalam tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan, mengkonsumsi alpukat dapat membantu mengurangi gejala nyeri dan peradangan pada penderita arthritis.
Bahkan, kandungan lemak sehat dan antioksidan dalam alpukat dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengurangi peradangan pada pembuluh darah.
Baca Juga: 7 Makanan Sehat untuk Jantung, Ikan Berlemak hingga Cokelat Hitam
5. Paprika dan Cabai
Paprika dan cabai sarat dengan vitamin C dan antioksidan yang memiliki efek anti inflamasi yang kuat.
Paprika menyediakan quercetin antioksidan yang dapat mengurangi salah satu penanda kerusakan oksidatif pada orang dengan sarkoidosis, penyakit inflamasi.
Sementara cabai mengandung asam sinapic dan asam ferulic yang dapat mengurangi peradangan dan menyebabkan penuaan yang lebih sehat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.