JAKARTA, KOMPAS.TV- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengingatkan, peternak sapi di Provinsi Jawa Timur agar meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang bisa mengancam populasi sapi di wilayah tersebut.
Kementan mencatat, peningkatan kasus PMK terjadi pada minggu ketiga dan keempat Desember 2024 dipicu oleh cuaca ekstrem.
Prediksinya puncak kasus PMK akan berlangsung hingga Maret 2025.
Sudaryono pun mendorong para peternak untuk melakukan vaksinasi secara berkala agar Indonesia dapat terbebas dari penyakit menular ini.
Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi sentra peternakan sapi di Banyuwangi, Jawa Timur, pada akhir pekan lalu.
"Salah satu hal yang perlu kita waspadai adalah bagaimana mengantisipasi wabah PMK. Oleh karena itu, vaksinasi harus dilakukan, baik yang difasilitasi pemerintah maupun secara mandiri," kata Sudaryono dikutip dari laman resmi Kementan, Senin (5/1/2025).
Baca Juga: Kementan Ingin Harga Sapi Hidup Rp48.000-Rp50.000/Kg agar Tak Rugikan Peternak
Menurutnya, Jawa Timur memiliki populasi sapi terbesar di Indonesia, menjadi sektor vital bagi ketahanan pangan nasional.
Ia juga menekankan, vaksinasi tidak cukup dilakukan hanya sekali, melainkan harus dilakukan secara berkala agar efeknya maksimal.
Wamentan juga mengingatkan pentingnya peran serta pemerintah daerah (Pemda) Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam menjaga kesiapsiagaan terhadap potensi penyebaran PMK.
"Satu sapi yang terinfeksi PMK bisa menular kemana-mana. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama menjaga seluruh populasi sapi di Jawa Timur," imbuhnya.
Ia mengungkap, pemerintah menargetkan peningkatan produksi dan populasi sapi dalam lima tahun mendatang, yang diperkirakan akan mencapai 5 juta ekor.
Untuk tahun 2025 ini, pemerintah menargetkan tambahan 200.000 ekor sapi dengan memperkuat para peternak besar, kecil, dan koperasi untuk mendukung program ini.
Baca Juga: Mentan Sebut Indonesia Bisa Stop Impor Beras dengan Optimalisasi Lahan dan Cetak Sawah
“Untuk vaksin kami sediakan, Kalau tidak bisa dapat bantuan vaksin gratis bisa membeli secara mandiri dengan harganya yang nggak mahal harganya berkisar antara Rp17.000 hingga Rp25.000 per dosis. Ini adalah investasi kecil untuk melindungi aset besar, yaitu ternak,” tuturnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.