JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak BPOM telah menghentikan peredaran Latiao setelah terkontaminasi bakteri Bacillus cereus.
Penghentian sementara peredaran latiao di pasaran merupakan respons BPOM usai mendapatkan laporan terdapat Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP) di sejumlah wilayah dalam makanan Latiao.
Wilayah KLBKP itu meliputi Lampung, Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, dan Pamekasan.
Sebanyak 16 siswa SDN Cidadap I Kecamatan Sukaraja mengalami keracunan akibat makan produk Latiao, Latiao Strips dan Hot Spicy Latiru.
Menurut hasil pengujian laboratorium, pihak BPOM menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus dalam kandungan latiao, seperti yang dikutip dari Antara pada Jumat (1/11/2024).
Baca Juga: Cegah Gondongan, IDAI Desak Kemenkes Segera Sosialisasi Jadwal Vaksinasi MMR dan Varicella
Petugas BPOM memeriksa 73 produk latiao yang beredar di Indonesia. Empat di antaranya terbukti mengandung bakteri Bacillus cereus.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan, kontaminasi bakteri tersebut menyebabkan para korban mengalami gejala keracunan, meliputi sakit perut, pusing, mual, dan muntah.
Dari kejadian penarikan produk latiao oleh pihak BPOM, ada hal yang bisa kita pelajari tentang kontaminasi bakteri Bacillus cereus.
Melansir Cleveland Clinic, Bacillus cereus atau B.Cereus adalah organisme mikroskopis yang melepaskan racun berbahaya (toksin).
Bakteri B.Cereus yang menyerang usus menyebabkan keracunan makanan. Penyakit ini cenderung cepat sembuh dalam waktu 24 jam.
Makanan yang umum menyebabkan keracunan setelah terkontaminasi bakteri Bacillus cereus meliputi: Ikan produk susu Daging Saus Sop Sayuran Nasi Keju Pasta Kue kering Kentang Sushi
Namun, Anda bisa mengalami penyakit lebih parah, jika infeksi terjadi di bagian tubuh selain di gastrointestinal (B. cereus non-intestinal).
Apalagi jika sistem kekebalan tubuh Anda lemah atau Anda mengalami cedera karena pembedahan atau trauma.
Penyakit yang lebih parah akibat infeksi bakteri B. cereus non-intestinal meliputi bakteremia, endophthalmitis, abses, meningitis, dan radang paru-paru.
B. cereus non-intestinal umum ditemukan di debu, tanaman, tanah, dan air.
Lalu, bakteri ini umum menyerang bagian mata, sistem pernapasan, dan luka.
Apa gejala infeksi bakteri Bacillus cereus?
Gejala infeksi bakteri Bacillus cereus yang menyebabkan keracunan makanan meliputi:
Sementara, gejala infeksi bakteri B. cereus non-intestinal tergantung penyakit yang ditimbulkan.
Endoftalmitis adalah penyakit yang paling parah akibat infeksi bakteri B. cereus non-intestinal.
Baca Juga: BPOM Minta Penjual Stop Jual Latiao Usai Jajanan Asal China Itu Diduga Terkontaminasi Bakteri
Endoftalmitis terjadi ketika bakteri ini menyerang mata. Gejalanya meliputi:
Beberapa orang yang menderita endoftalmitis berakhir dengan kehilangan matanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.