JAKARTA, KOMPAS.TV - Berita bayi kembar 5 yang lahir di Indramayu, Jawa Barat, memang mencuri perhatian publik. Bayi yang dilahirkan seorang ibu bernama Nuraeni diketahui hanya beda rentang waktu 1 menit saja.
Mereka lahir tepat di tanggal 1 Suro pada Minggu (7/7/2024). Terdiri dari 4 bayi perempuan dan 1 bayi laki-laki. Bayi pertama yang lahir adalah anak peremuan dengan berat badan 1.900 gram pada pukul 19.34 WIB. Kedua bayi perempuan dengan berat badan 1.750 gram pada pukul 19.35 WIB. Ketiga bayi perempuan dengan berat badan 1.250 gram pada pukul 19.36 WIB.
Bayi keempat masih berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 1.600 gram pada pukul 19.37 WIB. Serta terakhir bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 1.900 gram pada pukul 19.38 WIB.
Belajar dari kelahiran bayi kembar, ternyata banyak mengandung risiko. Tidak ada kehamilan yang bebas dari risiko, tetapi hamil bayi kembar lebih berisiko, seperti ibu yang bisa alami preeklamsia dan bayi lahir prematur.
Baca Juga: Ayah Bayi Kembar 5 yang Lahir pada 1 Suro di Indramayu Akui Bingung Kasih Nama
Nah, risiko ini dapat mengancam dua pihak, baik ibu hamil maupun janin yang dikandung. Sehingga, risiko hamil bayi kembar ini perlu diperhatikan untuk bisa meminimalisir. Melansir WebMD, berikut risiko hamil bayi kembar yang perlu diperhatikan orangtua:
1. Preeklamsia
Waspada hamil kembar berisiko meningkatkan preeklamsia, kondisi di mana tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang bisa berujung kematian ibu dan janin.
Preeklamsia adalah gangguan tekanan darah yang hanya terjadi pada kehamilan dan dapat menyebabkan komplikasi.
"Preeklamsia itu per definisnya adalah halilintar atau petir, karena sifatnya silent killer (pembunuh senyap- tidak ketahuan). Sekalinya muncul itu bisa membahayakan ibu dan janin," ujar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda, dr Aditya Kusuma dalam diskusi daring bertajuk Webinar Roche: Deteksi Dini Preeklamsia untuk Kurangi Risiko Kematian Ibu dan Janin, mengutip Kompas.com beberapa waktu lalu.
Ibu hamil lebih dari 2 kali berisiko mengembangkan preeklamsia dari pada wanita yang mengandung satu bayi.
2. Diabetes gestasional
Jika ibu hamil menderita diabetes selama kehamilan, bayi dalam kandungan cenderung tumbuh terlalu besar.
Melahirkan bayi besar meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan. Sehingga, ibu hamil biasanya diharuskan untuk melahirkan bayi dalam kandungan dengan operasi caesar. Sebab, bayi juga mungkin memiliki masalah pernapasan dan gula darah rendah saat mereka lahir.
Baca Juga: Seorang Ibu di Indramayu, Lahirkan Bayi Kembar 5
3. Hipertensi
Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi selama kehamilan. Pada kehamilan multifetal (kembar, kembar tiga, atau lebih), ada peningkatan insiden hipertensi. Pada kehamilan tunggal, tingkat hipertensi adalah 6,5 persen. Sedangkan pada kehamilan kembar, hampir 2 kali lipat, yaitu 12,7 persen.
Jika tidak diobati, hipertensi gestasional dapat menyebabkan persalinan prematur. Selain itu, bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan ibu hamil, terutama jika berkembang menjadi preeklamsia.
4. Hiperemesis Gravidarum
Morning sickness yang intens lebih mungkin terjadi pada wanita hamil dengan anak kembar. Bagi sebagian ibu hamil, ini lebih merupakan gangguan dari pada bahaya, tetapi beberapa dapat mengembangkan hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum adalah mual di pagi hari yang parah, yang menyebabkan penurunan 5 persen berat badan ibu hamil dan memerlukan rawat inap.
5. Operasi caesar
Operasi caesar lebih mungkin terjadi dengan kehamilan bayi kembar. Berarti pemulihan kesehatan akan lebih lama untuk ibu hamil setelah melahirkan dan risiko komplikasi yang lebih tinggi selama persalinan.
6. Lahir prematur
Bayi kembar lebih berisiko lahir prematur, yang biasanya sebelum usia kehamilan 36 minggu. Bayi prematur biasanya juga lebih mudah sakit-sakitan dan kadang-kadang memiliki cacat permanen. Lahir prematur dapat menyebabkan sejumlah masalah pada bayi, seperti: Paru-paru yang belum matang, menyebabkan kesulitan bernapas.
Bayi prematur dapat dipasang ventilator sampai paru-parunya matang. Masalah perut dan saluran usus Masalah sistem saraf, termasuk pendarahan di otak Berat badan lahir rendah Masalah makan, termasuk kesulitan menyusui.
7. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Lebih dari setengah bayi kembar lahir dengan BBLR, dengan berat kurang dari 5 1/2 pon atau 2,5 kg. Bayi kembar BBLR memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan setelah lahir, seperti:
8. Sindrom transfusi janin kembar (Twin to Twin Transfusion Syndrome/TTTS)
TTTS mempengaruhi sekitar 10 persen dari bayi kembar identik, yang berbagi plasenta. TTTS berkembang ketika hubungan antara pembuluh darah bayi memungkinkan satu bayi mendapatkan terlalu sedikit darah dan yang lainnya terlalu banyak.
Seorang dokter dapat mengobati TTTS dengan operasi laser untuk menutup sambungan pembuluh darah atau dengan amniosentesis untuk mengalirkan kelebihan air ketuban.
Apa yang dipersiapkan selama hamil bayi kembar?
Kita tidak dapat menghilangkan risiko hamil bayi kembar secara keseluruhan. Hanya saja, kita dapat melakukan beberapa langkah untuk mengurangi risikonya. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua:
Mendapatkan perawatan prenatal secara teratur. Mendapatkan perawatan prenatal secara teratur, idealnya dengan dokter yang berpengalaman menangani kehamilan bayi. Semakin cepat masalah terdeteksi, semakin baik perawatan yang dapat ibu hamil terima.
Makan gizi seimbang: pola makan dapat berdampak besar pada kehamilan bayi kembar yang sehat. Tetap terhidrasi, itu penting karena ibu hamil yang dehidrasi dapat memicu persalinan prematur. Pada kehamilan bayi kembar, risiko ini bisa lebih tinggi.
Nah, terakhir kenali tanda dan gejala persalinan prematur. hal ini untuk dapat meminimalisir risiko melahirkan bayi prematur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.