KIEV, KOMPAS.TV — Rusia menargetkan infrastruktur energi Ukraina dalam pemboman dengan rudal dan pesawat nirawak skala besar pada malam hari. Peristiwa ini dikonfirmasi para pejabat pada Jumat (7/3/2025). Peristiwa ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan akan melakukan pembicaraan dengan AS untuk mengakhiri perang.
Pada hari Kamis, Zelenskyy mengatakan bahwa ia akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada Senin mendatang untuk bertemu dengan putra mahkota negara tersebut. Setelah itu, timnya akan tetap tinggal di Arab Saudi untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat AS.
“Ukraina menjadi sasaran serangan "rudal dan pesawat nirawak besar-besaran", tulis Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko di Facebook. Sedikitnya 10 orang terluka karena peristiwa ini, termasuk seorang anak.
"Rusia berusaha melukai warga sipil Ukraina dengan menyerang fasilitas produksi energi dan gas. Mereka bertujuan agar kami tidak memiliki cahaya (listrik) dan panas, dan menyebabkan kerugian terbesar bagi warga sipil," tulis Halushchenko.
Baca Juga: Zelenskyy Berharap Pembicaraan AS-Ukraina Akan Penuh Arti, Ingin Damai dengan Trump?
Rusia telah berulang kali menargetkan jaringan listrik Ukraina selama perang. Serangan tersebut telah menguras kapasitas pembangkitan listrik dan mengganggu pasokan pemanas dan air yang penting. Pejabat Ukraina menuduh Rusia memanfaatkan musim dingin untuk mengikis moral warga sipil.
Zelenskyy pada hari Jumat memperoleh dukungan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas usulan Ukraina untuk mengambil beberapa langkah pertama guna menghentikan perang, termasuk penghentian penembakan rudal, pesawat nirawak, dan bom ke situs energi dan infrastruktur sipil lainnya.
Zelenskyy juga mengusulkan penghentian operasi tempur di Laut Hitam untuk memungkinkan pengiriman yang aman. Erdogan mengatakan bahwa ia juga ingin penembakan dihentikan tanpa penundaan.
"Kami mendukung gagasan gencatan senjata segera dan penghentian serangan di udara dan di laut sebagai langkah membangun kepercayaan antara kedua belah pihak," kata Erdogan dalam sambungan video dengan para pemimpin Eropa.
Zelenskyy pertama kali mengusulkan langkah-langkah awal tersebut dalam sebuah posting di X pada hari Selasa, ketika ia mengatakan bahwa ia siap bekerja di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump untuk mendapatkan perdamaian yang langgeng.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Jumat bahwa pasokan energi adalah target yang sah dalam perang tersebut, karena terkait dengan kompleks industri militer dan produksi senjata Ukraina.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pertahanan udara Rusia menjatuhkan 39 pesawat nirawak Ukraina dalam semalam.
Baca Juga: Sekutu Trump Diam-Diam Jalin Komunikasi dengan Oposisi Ukraina, Upaya Dongkel Zelenskyy?
Produsen gas swasta terbesar Ukraina, DTEK, mengatakan bahwa pemboman semalam di wilayah Odesa adalah serangan keenam Rusia dalam dua setengah minggu terakhir terhadap fasilitas-fasilitasnya.
“Rusia menembakkan 67 rudal dari udara, darat, dan laut, serta meluncurkan 194 pesawat nirawak serang dan pengecoh,” kata angkatan udara Ukraina. “Sasaran utama mereka adalah fasilitas ekstraksi gas alam Ukraina,” kata mereka seperti dikutip dari The Associated Press.
Untuk pertama kalinya, Ukraina mengerahkan pesawat tempur Mirage-2000 Prancis yang dikirim sebulan lalu untuk membantu menangkis serangan itu. Ukraina juga memiliki jet tempur F-16 yang dipasok Barat untuk menembak jatuh rudal Rusia.
“Pertahanan Ukraina menjatuhkan 34 rudal dan 100 pesawat nirawak,” kata angkatan udara. Selain itu, 10 rudal tidak mencapai target dan 86 pesawat nirawak hilang dari radar, yang kemungkinan karena diganggu oleh peperangan elektronik.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.