KYIV, KOMPAS.TV – Pemerintah Ukraina mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menghentikan seluruh bantuan militer untuk negara itu. Keputusan ini disebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap sekutu dan dinilai akan memperburuk situasi perang dengan Rusia.
Penghentian bantuan ini mencakup pasokan amunisi dan kendaraan, termasuk yang telah disepakati saat Joe Biden masih menjabat sebagai presiden.
Ukraina menyatakan bahwa dampak terbesar dari kebijakan ini adalah melemahnya pertahanan udara mereka di tengah meningkatnya serangan Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Warga Ukraina Turun Ke Jalan Usai Debat Panas Zelenskyy & Trump
Mantan Menteri Pertahanan Ukraina, Andriy Zagorodnyuk, menilai langkah ini sebagai tekanan politik kepada Presiden Volodymyr Zelenskyy agar menerima kesepakatan damai yang menguntungkan Rusia.
Jika Kyiv menolak, ia memprediksi, AS akan menghentikan bantuan secara permanen.
“Saya pikir ini adalah keputusan yang sangat keliru di berbagai aspek,” kata Zagorodnyuk dikutip dari The Guardian.
“Namun, ini tidak akan berhasil dengan Ukraina. Kami tidak akan tunduk pada tekanan dan intimidasi," imbuhnya.
Dalam pernyataan video yang direkam di Kyiv sebelum pengumuman penghentian bantuan, Zelenskyy menegaskan kembali komitmennya terhadap perdamaian yang adil.
Pernyataannya ini sekaligus membantah tuduhan Trump di media sosial yang menyebut Ukraina tidak menginginkan perdamaian.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.