Pemerintah Arab Saudi menambahkan, tindakan Israel mencerminkan ketidakpatuhan terhadap aturan hukum internasional dan berpotensi memperburuk stabilitas di kawasan.
Sementara Irak mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah untuk menghentikan agresi Israel tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric, menyebut langkah Israel sebagai pelanggaran terhadap perjanjian disengagement 1974 antara Israel dan Suriah.
Baca Juga: Pengamat Sebut Israel Berpeluang Ikut Campur dalam Revolusi Suriah, Iran Merugi
Pasukan perdamaian PBB di Dataran Tinggi Golan (UNDOF) juga telah memperingatkan bahwa tindakan Israel menguasai zona penyangga, melanggar perjanjian tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Dataran Tinggi Golan akan tetap menjadi bagian dari Israel "untuk selamanya."
Netanyahu juga mengapresiasi mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang sebelumnya mengakui klaim Israel atas wilayah tersebut.
Netanyahu mengeklaim kejatuhan Assad sebagai hasil dari tekanan yang diberikan Israel terhadap Hamas, Hizbullah, dan Iran.
SOHR melaporkan bahwa serangan udara Israel terus berlanjut, dengan fokus pada situs pengembangan roket di Damaskus yang disebut melibatkan ilmuwan Iran.
Langkah Israel yang semakin agresif kini menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi konflik di kawasan.
Dewan Keamanan PBB dijadwalkan melanjutkan pembahasan tentang situasi di Suriah dalam beberapa hari mendatang, termasuk kemungkinan mengeluarkan pernyataan resmi terkait ketegangan ini.
Baca Juga: Status Siaga 1 di Suriah, Kemenlu Siapkan Rencana Evakuasi WNI
Sumber : BBC, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.