Meskipun menggunakan masker, sebagian wajah pelaku terlihat dalam rekaman. Teknologi pengenalan wajah kini digunakan untuk mencocokkan identitas pelaku.
Selain itu, polisi menemukan tiga selongsong peluru dan tiga peluru yang belum digunakan di lokasi kejadian.
Selongsong tersebut memiliki tulisan "deny," "defend," dan "depose." Analisis DNA terhadap barang bukti ini sedang dilakukan.
Sebuah ponsel yang diduga milik pelaku juga ditemukan di jalur pelariannya.
Polisi juga memeriksa kamar hotel korban di Marriott, yang berlokasi tidak jauh dari tempat kejadian.
Baca Juga: Rusia Tutup Konsulat Polandia di St. Petersburg sebagai Respons Sikap Bermusuhan
Hingga kini, polisi belum menemukan motif yang jelas di balik penembakan ini. Pelaku melarikan diri tanpa mengambil barang-barang milik korban, yang menguatkan dugaan bahwa serangan ini sudah direncanakan.
Dalam wawancara dengan MSNBC, istri Thompson mengungkapkan bahwa suaminya sempat menerima ancaman sebelumnya.
"Dia pernah bilang ada orang yang mengancamnya, tetapi saya tidak tahu detailnya," ujarnya.
Sementara polisi di Maple Grove, Minnesota, tempat tinggal korban, mengonfirmasi bahwa pada 2018 sempat terjadi insiden mencurigakan di rumah korban. Namun, tidak ditemukan aktivitas kriminal dalam insiden tersebut.
Brian Thompson bergabung dengan UnitedHealthcare pada 2004 setelah berkarier di PricewaterhouseCoopers.
Ia menjadi CEO perusahaan asuransi swasta terbesar di Amerika Serikat itu pada 2021 dan berhasil membawa perusahaan melewati masa-masa yang sangat menguntungkan.
Baca Juga: Setelah Penembakan Siswa SMK, Polda Jateng Berencana Evaluasi Kepemilikan Senjata Api Jajarannya
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.