MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan memberikan sistem pertahanan udara juga minyak kepada Korea Utara.
Pengiriman bantuan tersebut dilakukan sebagai balasan setelah Kim Jong-un mengirimkan tentara Korea Utara untuk membantu Rusia berperang lawan Ukraina.
Pengiriman sistem pertahanan udara tersebut diungkapkan oleh pejabat tinggi Korea Selatan, Jumat (22/11/2024).
Baca Juga: Jenderal Ukraina Ungkap Perang Dunia III Resmi Dimulai, Sebut Tanda-Tandanya
AS, Korea Selatan dan Ukraina mengungkapkan Korea Utara telah mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Rusia pada Oktober lalu, dan beberapa di antaranya telah berperang di garis depan melawan Ukraina.
Pengerahan tentara Korea Utara sendiri mengancam eskalasi atas perang di Ukraina.
Dikutip dari Associated Press, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Shin Wonsik, mengatakan negaranya menemukan Rusia telah memberikan Pyongyang rudal dan peralatan lain untuk memperkuat jaringan pertahanan udaranya.
Namun, Shin tak mengungkapkan spesifikasi dari rudal Rusia yang diberikan ke Korea Utara.
Ahli dari Jaringan Pertahanan Korea di Korea Selatan, Lee Illwoo, mengatakan Rusia kemungkinan mengirim rudal daratan ke udara jarak jauh S-400, peluncur dan sistem radar daratan.
Menurut Lee Illwoo, Korea Utara mampu membangun rudal daratan ke udara jarak pendek.
Rudal S-400, dengan jarak 400km, disebut sebagai salah satu senjata anti-pesawat tercanggih Rusia.
Meski begitu, Lee mempertanyakan seberapa signifikan sistem itu bisa mendorong pertahanan udara Korea Utara.
Ia mengatakan sistem pertahanan udara Rusia kerap gagal secara efektif menghentikan serangan drone Ukraina.
Sementara itu, berdasarkan analisis gambar satelit Open Source Centre, kelompok penelitian nirlaba yang berbasis di Inggris, Rusia diperkirakan telah memasok Korea Utara jutaan barel minyak sejak Maret lalu.
Menurut Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy kepada BBC Internasional, minyak tersebut merupakan pembayaran dari persenjataan dan tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia.
Pengiriman ini telah melanggar sanksi PBB, yang melarang negara menjual minyak ke Korea Utara, kecuali dengan kuantitas kecil.
Baca Juga: Putin Jemawa Miliki Banyak Rudal Baru Terkuat yang Siap Digunakan, Ancam Akan Dipakai Saat Perang
Sanksi itu diberikan kepada Korea Utara demi menghantam ekonomi negara tertutup tersebut, demi menghindarkan mereka mengembangkan senjata nuklir lebih jauh lagi.
Gambar satelit tersebut memperlihatkan lusinan kapal tanker mintak Korea Utara tiba di terminal minyak di Timur Jauh Rusia. Sebanyak 43 kali selama delapan bulan terakhir.
Gambar lebih lanjut memperlihatkan, kapal tanker itu tiba dengan kondisi kosong, dan pergi dengan penuh muatan.
Sumber : Associated Press/BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.