Kompas TV internasional kompas dunia

Penggunaan Ganja Hanya Diizinkan untuk Medis, Aktivis Pro-Kanabis di Thailand Turun ke Jalan

Kompas.tv - 9 Juli 2024, 15:29 WIB
penggunaan-ganja-hanya-diizinkan-untuk-medis-aktivis-pro-kanabis-di-thailand-turun-ke-jalan
Aktivis dan pengusaha ganja memegang tanaman ganja saat berunjuk rasa ke Gedung Pemerintah di Bangkok, Thailand, Senin, 8 Juli 2024. Dua tahun setelah ganja didekriminalisasi di Thailand, hampir seratus pendukungnya berunjuk rasa ke kantor perdana menteri pada Senin untuk memprotes kemungkinan larangan penggunaan umum. (Sumber: AP Photo/Sakchai Lalit)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Deni Muliya

BANGKOK, KOMPAS.TV - Ratusan masyarakat Thailand turun ke jalan untuk memprotes kemungkinan pelarangan penggunaan umum ganja yang sudah dua tahun didekriminalisasi, Senin (8/7/2024).

Pada Jumat (5/7/2024) lalu, Komite Lengendalian Obat Kementerian Kesehatan Thailand menyetujui proposal untuk memasukkan kembali ganja sebagai narkotika yang hanya diizinkan untuk keperluan medis dan penelitian. 

Proposal ini akan diajukan ke Kantor Dewan Pengendalian Narkotika pekan ini dan jika disetujui akan berlaku mulai 1 Januari 2025.

Untuk menentang acara ini, para aktivis dan pengusaha kanabis berkumpul di markas besar PBB di pusat Bangkok, sebelum menuju ke Rumah Pemerintahan yang berjarak hampir 1 kilometer. Beberapa demonstran membawa tanaman ganja dalam pot.

Prasitchai Nunuan, perwakilan jaringan pro-kanabis menekankan bahwa ganja seharusnya diatur secara terpisah oleh Kementerian Kesehatan dan menuduh pemerintah mengkriminalisasi ganja untuk keuntungan kelompok tertentu. 

“Pertarungan untuk kanabis ini bukan hanya untuk keamanan medis atau hak-hak rakyat, tetapi juga untuk menghancurkan monopoli politisi yang mengambil keuntungan dari rakyat,” ujarnya dikutip dari Associated Press.

Chokwan “Kitty” Chopaka, pemilik toko ganja di Bangkok dan aktivis, menuduh kabinet Thailand saat ini membiarkan politik memanipulasi keputusan ini dan mendesak kebijakan yang menguntungkan mayoritas masyarakat. 

"Siapa Anda untuk menilai apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka menggunakannya?" tambahnya.

Baca Juga: Senat Thailand dengan Suara Mayoritas Setujui RUU Pernikahan Sesama Jenis, Tunggu Persetujuan Raja




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x