Kapal kedua yang berangkat dari India, Marianne Danica, ditolak untuk berlabuh di pelabuhan Cartagena pada 21 Mei 2024.
Baca Juga: Israel Serang Kamp Pengungsi Shati di Gaza, Saudara Perempuan Pemimpin Hamas Tewas
Surat kabar Spanyol, El Pais, melaporkan Marianne Danica yang berangkat dari pelabuhan Chennai dan mengangkut sebuah kargo yang berisi 27 ton bahan peledak, sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Haifa di Israel.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares telah mengonfirmasi bahwa kapal itu ditolak untuk masuk karena mengangkut kargo militer dengan tujuan Israel.
Insiden-insiden ini dinilai memperkuat dugaan bahwa suku cadang senjata dari India, negara yang selama ini mendukung dialog dalam menyelesaikan konflik, diam-diam masuk ke Israel, termasuk saat berlangsungnya serangan membabi buta Israel ke Gaza.
"Kurangnya informasi yang bisa diverifikasi mempersulit untuk menentukan apakah pemindahan (senjata) sudah terjadi," kata Zain Hussain, peneliti di Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) kepada Al Jazeera.
Dia mengatakan "kolaborasi antara India dan Israel sudah terjadi beberapa tahun."
Hussain pun menilai mungkin saja komponen-komponen senjata buatan India digunakan Israel di Gaza.
Baca Juga: Laporan PBB Ungkap 96 Persen Penduduk Gaza Kurang Pangan, 496.000 Orang di Ambang Kelaparan
Pada 6 Juni lalu, setelah Israel mengebom lokasi penampungan PBB di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, media Quds News Network merilis video yang menunjukkan sisa-sisa rudal yang dijatuhkan pesawat perang Israel.
Di sisa-sisa rudal itu terdapat tulisan "Made in India" atau "Buatan India."
Hussain, yang meneliti pemindahan senjata konvensional, mengatakan video tersebut perlu diselidiki lebih lanjut.
Namun, dia mengatakan sebagian besar kolaborasi antara India dan Israel dilakukan pada bidang produksi rudal, terutama rudal permukaan-ke-udara, Barak.
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.