NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku "sangat khawatir" dengan potensi serangan besar Israel ke Rafah, wilayah paling selatan Jalur Gaza yang dipadati pengungsi.
Pasukan Israel sendiri mulai meluncurkan operasi pengeboman di Rafah yang kini dipadati jutaan orang, pada Selasa (7/5/2024).
Sebelumnya, militer Israel memerintahkan sekitar 100.000 penduduk di timur Rafah mengungsi ke sebuah kawasan yang ditetapkan sebagai "zona humaniter."
Pemerintahan Israel telah berulang kali mengancam akan menyerang Rafah yang dituduh menjadi basis Hamas.
Baca Juga: Aksi Bela Palestina 172 Kampus Muhammadiyah, Desak Pemerintah Tak Normalisasi Hubungan dengan Israel
"Saya sangat khawatir dengan indikasi bahwa operasi militer berskala besar di Rafah berkemungkinan dilakukan dalam waktu dekat," kata Guterres via media sosial X, Selasa.
"Perlindungan warga sipil sangat penting dalam hukum internasional," katanya menegaskan.
Militer Israel dilaporkan meluncurkan serangan darat terbatas ke timur Rafah per Selasa. Pasukan Israel disebut hendak menguasai titik penyeberangan Rafah-Mesir.
Pengiriman bantuan kemanusiaan dari titik penyeberangan Rafah pun terhenti karena tank-tank Israel memasuki Rafah hingga sekitar 200 meter dari perbatasan Mesir.
Per Selasa, pasukan Israel dilaporkan mengebom tiga titik di Rafah dan membunuh setidaknya 12 orang Palestina.
Sumber : Kompas TV, Associated Press, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.