Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Ngotot Gempur Rafah, Sekjen PBB Desak Gencatan Senjata Segera

Kompas.tv - 7 Mei 2024, 13:51 WIB
israel-ngotot-gempur-rafah-sekjen-pbb-desak-gencatan-senjata-segera
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengunjungi titik penyeberangan antara Jalur Gaza dan Mesir di Rafah, Sabtu (23/3/2024). (Sumber: Amr Nabil/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

NEW YORK, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengaku "sangat khawatir" dengan potensi serangan besar Israel ke Rafah, wilayah paling selatan Jalur Gaza yang dipadati pengungsi.

Pasukan Israel sendiri mulai meluncurkan operasi pengeboman di Rafah yang kini dipadati jutaan orang, pada Selasa (7/5/2024).

Sebelumnya, militer Israel memerintahkan sekitar 100.000 penduduk di timur Rafah mengungsi ke sebuah kawasan yang ditetapkan sebagai "zona humaniter."

Pemerintahan Israel telah berulang kali mengancam akan menyerang Rafah yang dituduh menjadi basis Hamas.

Baca Juga: Aksi Bela Palestina 172 Kampus Muhammadiyah, Desak Pemerintah Tak Normalisasi Hubungan dengan Israel

"Saya sangat khawatir dengan indikasi bahwa operasi militer berskala besar di Rafah berkemungkinan dilakukan dalam waktu dekat," kata Guterres via media sosial X, Selasa.

"Perlindungan warga sipil sangat penting dalam hukum internasional," katanya menegaskan.

Militer Israel dilaporkan meluncurkan serangan darat terbatas ke timur Rafah per Selasa. Pasukan Israel disebut hendak menguasai titik penyeberangan Rafah-Mesir.

Pengiriman bantuan kemanusiaan dari titik penyeberangan Rafah pun terhenti karena tank-tank Israel memasuki Rafah hingga sekitar 200 meter dari perbatasan Mesir.

Per Selasa, pasukan Israel dilaporkan mengebom tiga titik di Rafah dan membunuh setidaknya 12 orang Palestina. 

Mengingat eskalasi di Jalur Gaza, Guterres mendesak Hamas dan pemerintah Israel segera mencapai kesepakatan mewujudkan gencatan senjata segera.

"Saya menekankan lagi seruan mendesak saya kepada pemimpin Hamas dan pemerintah Israel untuk mencapai kesepakatan dan menghentikan penderitaan ini," kata Guterres.

Hamas sendiri dilaporkan telah menyepakati proposal gencatan senjata yang dimediasi Qatar dan Mesir. Namun, Israel belum membuat keputusan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan keberatan dengan isi proposal gencatan senjata.

Kendati demikian, Netanyahu mengatakan pihaknya tetap akan mengirim delegasi untuk berunding di Kairo.

Ia mengungkapkan, kabinet perang Israel sepakat secara bulat untuk "melanjutkan operasi di Rafah untuk menekan Hamas secara militer", dan pada Senin (6/5/2024) malam, serangan udara Israel yang intens terjadi di selatan Gaza.

Baca Juga: Laporan PBB: 282 Juta Orang Alami Kelaparan Akut Tahun 2023, Kelaparan Terburuk Terjadi di Gaza

Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan jauh, Itamar Ben-Gvir, langsung menggunakan media sosial untuk menolak kesepakatan dan menyerukan invasi terhadap Rafah.

Dilansir Al Jazeera, per 6 Mei 2024 pukul 20.00 WIB, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 34.735 orang termasuk 14.500 lebih anak-anak.

Sementara lebih dari 78.108 orang terluka dan 8.000 lebih lainnya masih hilang.


 




Sumber : Kompas TV, Associated Press, Al Jazeera




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x