Makin Runyam, Rencana Pembentukan Dewan Transisi Haiti Berantakan usai Partai Politik Menolak Ikut

Pria bersenjata di ibu kota Port-au-Prince telah membakar kantor polisi dan menyerbu dua penjara terbesar negara itu, membebaskan lebih dari 4.000 tahanan.

Di antara mereka yang melarikan diri adalah pemimpin geng dari setidaknya tujuh komunitas, menurut laporan baru dari Kantor Gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Haiti, yang dikenal sebagai BINUH.

Pada 10 Maret, para penembak bersenjata menyerang, merampok, atau membakar setidaknya 30 lembaga negara, lebih dari 600 rumah dan bisnis swasta, serta hampir 500 kendaraan umum dan pribadi, kata BINUH.

Baca Juga: Penyebab Anarki Merajalela di Haiti: Pemimpin Pelihara Geng hingga Tumbuh Lebih Kuat dari Pemerintah

Geng juga telah menyerang lingkungan dalam serangan yang telah menewaskan puluhan orang dan membuat lebih dari 15.000 orang menjadi pengungsi.

Lebih dari 130 orang tewas antara 27 Februari dan 8 Maret. Sementara itu, setidaknya 40 anggota geng tewas antara 29 Februari dan 10 Maret, menurut BINUH.

Pada Selasa, serangan tersebut mulai mereda, dan beberapa bisnis dan bank dibuka kembali, meskipun sekolah dan pompa bensin tetap ditutup. Transportasi umum mulai beroperasi lagi, dan lebih banyak orang Haiti bisa dilihat pada hari Rabu melakukan aktivitas mereka.

Meskipun beberapa aktivitas telah dilanjutkan, banyak orang masih khawatir geng bisa melanjutkan serangan mereka.

Caricom memberikan waktu hingga Rabu kepada organisasi yang ditawari posisi di dewan untuk mengajukan nama-nama orang yang akan mewakili mereka. Pada tengah hari Rabu, belum ada daftar yang diajukan.

Dewan sembilan anggota ini memiliki tujuh posisi dengan hak suara. Suara ditawarkan kepada beberapa partai, organisasi, dan sektor swasta, sementara dua posisi lainnya diberikan kepada anggota masyarakat sipil dan sektor keagamaan Haiti.

Belum jelas siapa yang akan mengisi posisi di dewan jika ditolak oleh beberapa partai politik.