RAFAH, KOMPAS.TV - Pembicaraan mengenai potensi perjanjian gencatan senjata di Gaza mandek dan tidak berjalan sesuai harapan setelah kemajuan positif dalam beberapa minggu terakhir, kata mediator utama Qatar Sheikh Mohammed bin Abdurrahman Al Thani, Sabtu (17/2/2024).
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh kelompok militan Hamas tidak mengubah tuntutannya yang delusional.
Berbicara selama Konferensi Keamanan Munich, Sheikh Mohammed bin Abdurrahman Al Thani yang juga PM Qatar itu mencatat kesulitan dalam bagian kemanusiaan dari perundingan.
PM Israel Benjamin Netanyahu, yang berada di bawah tekanan untuk membawa pulang sandera yang tersisa dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, mengirim delegasi ke perundingan gencatan senjata di Kairo pada awal minggu ini atas permintaan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, tetapi kini dia sudah tidak melihat alasan untuk mengirim mereka kembali ke perundingan.
Hamas menginginkan gencatan senjata permanen di Gaza dan pembebasan warga Palestina yang ditahan oleh Israel.
Netanyahu juga menolak kekhawatiran internasional tentang serangan darat Israel yang direncanakan di Rafah, sebuah kota di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.
Ia mengatakan kemenangan total melawan Hamas memerlukan serangan, setelah penduduk di sana dievakuasi ke area aman. Namun, belum jelas ke mana mereka akan pergi di Gaza yang sebagian besar hancur.
Adapuh serangan udara baru di tengah Gaza pada Sabtu (17/2) menewaskan lebih dari 40 orang, termasuk anak-anak, dan melukai setidaknya 50 orang, menurut jurnalis Associated Press dan pejabat rumah sakit. Militer Israel mengatakan mereka melakukan serangan terhadap Hamas di sana.
Lima orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah rumah di luar Khan Younis di selatan, menurut pejabat kesehatan, dan lima orang lainnya, termasuk tiga anak, tewas dalam serangan udara di sebuah bangunan di utara Rafah.
Dr. Marwan al-Hams, direktur Rumah Sakit Abu Yousef al-Najjar, mengatakan bahwa beberapa mayat sedang ditarik dari reruntuhan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.